Daya Beli Petani Sawit di Kaltim Kalahkan Sektor Lain Selama Agustus

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 06 September 2021 | 09:46 WIB
Daya Beli Petani Sawit di Kaltim Kalahkan Sektor Lain Selama Agustus
Dokumen-Pekerja sedang mengumpulkan TBS sawit yang baru dipanenkan [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai tukar petani (NTP) di Kalimantan Timur (Kalimantan Timur) pada Agustus lalu mengalami kenaikan sebesar 1,14 dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 120,53 persen. 

Meski begitu, hanya subsektor tanaman perkebunan rakyat atau petani kelapa sawit yang mampu membukukan kenaikan sebesar 3,75 persen. 

Sementara, empat sektor lainnya mengalami penurunan yakni subsektor tanaman pangan (-0,29 persen), hortikultura (-2,68 persen), peternakan (-2,29 persen), dan perikanan (-0,69 persen).

Berdasarkan catatan BPS, hanya satu NTP yang mengalami peningkatan jika dilihat dari subsektornya, yakni subsektor tanaman perkebunan rakyat (3,75 persen).

Baca Juga: Industri Sawit Indonesia Berpeluang Tingkatkan Keuntungan Melalui Transisi Iklim

Disampaikan Kepala BPS Kalimantan Timur, Anggoro Dwitjahyono, NTP menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Sehingga dengan makin tinggi-nya, NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

“Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di enam kabupaten di Kaltim, NTP Kaltim pada Agustus 2021 sebesar 120,53 yang berarti petani mengalami surplus atau peningkatan daya beli karena harga yang mereka terima mengalami kenaikan yang lebih cepat dari pada harga yang mereka bayar,” kata dia, dikutip dari Warta Ekonomi.

Melansir dari Warta Ekonomi --jaringan Suara.com, data ini juga menunjukkan bahwa kemampuan petani perkebunan yang didominasi kelapa sawit tengah menikmati peningkatan harga jual.

Hal ini juga turut dikomentari Ketua GAPKI Kaltim, Muhammadsjah Djafar yang mengatakan, sektor kelapa sawit jadi salah satu sektor yang bisa bertahan di tengah pandemi.

Baca Juga: Cabut Izin 4 Perusahaan Sawit, Bupati Sorong Malah Digugat

Bahkan, pada tingkat petani terjadi peningkatan jumlah panen dan harga tandan buah segar (TBS) yang menyentuh level Rp2.248 per kilogram.

“Dengan harga TBS yang tinggi menandakan petani lebih sejahtera saat ini. Hal ini yang membuat nilai tukar petani perkebunan jadi lebih tinggi,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI