Sri Mulyani Jelaskan Kenapa Utang Meningkat Terus

Jum'at, 03 September 2021 | 18:29 WIB
Sri Mulyani Jelaskan Kenapa Utang Meningkat Terus
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Rabu (12/7/2017). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam acara webinar kuliah umum di Universitas Padjadjaran, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan kepada para mahasiswa mengenai kenapa utang pemerintah meningkat di tengah pandemi Covid-19.

Akibat pandemi, kata Sri, hampir seluruh kegiatan ekonomi mengalami kontraksi yang cukup hebat. Bahkan tumbuh negatif karena kondisi ekonomi yang tidak baik, penerimaan negara pun terkena imbas. Penerimaan sektor perpajakan ikut menurun drastis.

"UU nomor dua kita memang dibolehkan memiliki defisit di atas tiga persen, namun tentu ini akan menimbulkan tadi yang disebut pembiayaan dan utang negara yang meningkat," kata Sri Mulyani.

Bahkan akibat dari pandemi, defisit APBN tahun ini diprediksi mencapai 5,7 persen dari produk domestik bruto, alhasil untuk menutup defisit tersebut pemerintah terus melakukan penarikan utang dengan sejumlah cara seperti penerbitan surat utang negara hingga pinjaman baik multilateral hingga bilateral.

Baca Juga: Bocorkan Cara Perbaiki APBN, Sri Mulyani Singgung Penerimaan Pajak

Untuk terus memperbaiki defisit sektor penerimaan perpajakan harus terus digenjot, salah satunya dengan melakukan reformasi struktural dibidang perpajakan.

"Kita harus menyehatkan APBN, artinya pendapatan negara harus semakin diperbaiki makanya ada reformasi di bidang perpajakan," kata dia.

Kualitas belanja juga harus diperbaiki terutama belanja negara dan daerah yang benar-benar efektif, sehingga tidak ada anggaran yang berakhir sia-sia.

"Kalau kita bicara tentang belanja negara maka kualitas belanja negara pusat dan daerah semuanya harus makin diperbaiki efisien, efektif tidak tumpang tindih dan tentu tidak dikorupsi dan pembiayaan utang harus semakin diturunkan dengan demikian postur APBN akan menjadi kembali sehat," katanya.

Dari data Kementerian Keuangan, posisi utang pemerintah Indonesia pada akhir Mei 2021 mencapai Rp6.418 triliun, dengan rasio utang terhadap produk domestik bruto  sebesar 40,49 persen. Meski posisi utang mengalami kenaikan, namun rasio utang terhadap PDB pada Mei lalu tercatat lebih rendah dibanding April 2021 yang sebesar 41,28 persen.

Baca Juga: Mahasiswa Kini Bisa Magang di Kantor Sri Mulyani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI