Nilai Tukar Rupiah Menguat Awal September, Bakal Kembali Perkasa di Asia?

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 01 September 2021 | 10:49 WIB
Nilai Tukar Rupiah Menguat Awal September, Bakal Kembali Perkasa di Asia?
Ilustrasi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal September bergerak menguat jelang rilis data inflasi Agustus 2021 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini.

Rupiah dibuka menguat 9 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp14.259 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sehari sebelumnya Rp14.268 per dolar AS.

Disampaikan analis pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan nilai tukar rupiah bisa menguat lagi hari ini dengan momentum penguatannya yang besar pada Selasa (31/8) kemarin.

"Penguatan rupiah terhadap dolar AS ini masih didukung oleh pernyataan The Fed soal kenaikan suku bunga yang tidak terburu-buru. The Fed masih ingin mendapatkan konfirmasi dari data-data ekonomi AS terutama data tenaga kerja," ujar Ariston.

Data tenaga kerja AS versi pemerintah akan dirilis Jumat (3/9) malam. Semalam, data survei tingkat keyakinan konsumen AS pada Agustus dirilis lebih rendah dari ekspektasi.

"Penurunan data tersebut bisa dikaitkan dengan kasus Covid yang kembali tembus 100 ribu di AS. Hasil ini juga bisa menjadi faktor penekan dolar AS hari ini," kata Ariston.

Sementara dari dalam negeri, lanjut Ariston, pelonggaran aktivitas ekonomi membantu penguatan rupiah. Hari ini juga akan dirilis data inflasi Agustus 2021.

"Bila hasilnya tidak mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yang bisa diartikan tingkat konsumsi terjaga meskipun situasi PPKM, ini bisa mendukung penguatan rupiah," ujar Ariston.

Jumlah kasus harian COVID-19 pada Selasa (31/8) bertambah 10.534 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,09 juta kasus.

Baca Juga: BPS Ungkap Penyebab Deflasi Pertama di Tahun Ini

Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 juga berkurang yaitu mencapai 532 kasus sehingga totalnya mencapai 133.023 kasus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI