Suara.com - Penyedia layanan DeFI, Cream Finance diserang hacker hingga kehilangan aset kripto senilai Rp367 milyar. Pelaku berhasil membawa kabur token Flexa Network (AMP) sebanyak 418 juta token dan 1.308 Ether (ETH).
Tidak hanya rugi akibat kehilangan aset, CoinGecko juga melaporkan kini harga AMP telah longsor lebih dari 15 persen. Sementara, pada Senin (30/8/2021) token Cream Finance (CREAM) juga terjerembab hampir 6 persen.
Meski belum dapat dipastikan, hacker tersebut kini telah membawa pergi aset 18,8 juta dolar AS. Guna menghindari kerugian lainnya, Tim Cream Finance telah mencegah kerugian lebih lanjut dengan menghentikan penyediaan serta peminjaman token AMP.
Platform itu juga menegaskan tidak ada pasar lain yang terdampak.
Baca Juga: Gerebek Bandar Narkoba, Polisi Temukan Barang Bukti Bitcoin Senilai Rp86 Milyar
Mengutip dari Blockchainmedia --jaringan Suara.com, kini perusahaan keamanan kripto, PeckShield menyebut, peretas berhasil melakukan flash loan sebesar 500 ETH yang digunakan untuk mengeksploitasi bug dalam kontrak pintar Flex Network.
Flash loan adalah pinjaman dengan agunan rendah yang dilakukan dan dilunaskan dalam satu transaksi yang sama.
Cream Finance merupakan platform DeFi yang membantu pengguna mendapat bunga atas dana kripto mereka.
Berbeda dengan platform lain seperti Aave atau Compound, Cream Finance memiliki beragam pasar untuk aset kripto yang tidak lazim. Cream merupakan fork dari kode Compound.
Pada bulan Februari tahun ini, Cream terlibat peretasan lain. Saat itu, eksploitasi Alpha Finance menjadi akar penyebab peretasan yang berakibat kepada kerugian senilai 37,5 juta juta dolar.
Baca Juga: Investor Kripto, Waspada Deretan Aplikasi Berbahaya Ini!
Teknologi DeFi yang terbilang masih baru jadi sasaran empuk para hacker dunia belakangan ini.
Awal bulan Agustus, perusahaan analisa blockchain CipherTrace melaporkan telah ada kerugian sebesar US$474 juta yang disebabkan peretasan serta penipuan DeFi.
Tidak lama setelah laporan tersebut dirilis, Poly Network, protokol interoperabilitas yang menjadi jembatan antara Ethereum, Polygon serta Binance Smart Chain, mengalami peretasan yang memecahkan rekor, senilai US$600,3 juta.
Kendati maraknya peretasan-peretasan besar, kasus eksploitasi terus berdatangan. CipherTrace menjelaskan, akar permasalahannya bukanlah pada platform yang memberikan flash loan, melainkan pada kontrak pintar yang belum diaudit yang digunakan untuk transaksi pinjaman kilat tersebut.