Suara.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) menyatakan pemerintah masih berutang kepada perseroan. Utang ini, terkait dengan pengadaan bahan pokok melalui impor yang ditugaskan kepada Perum Bulog.
Ia mencontohkan, ada disposal impor beras sebanyak 20 ribu ton yang sampai saat ini belum ada pembayaran dari pemerintah.
"Negara punya utang ke kita Rp 173 milar dari itu, sampai saat ini belum selesai, kemudian pembayaran bencana alam yang tahun lalu sama PPKM," ujar Buwas dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Senin (30/8/2021).
Selain Beras, lanjut Buwas, pemerintah juga masih mengutang terkait penugasan impor dalam rangka cadangan stabilitas harga pangan (CSHP) gula.
Baca Juga: Buwas Jamin Stok Beras Cukup, Bahkan Masih Ada Beras Impor Belum Terpakai Sejak 2018
Padahal, Buwas menyebut, Perum Bulog menggunakan dana pinjaman dengan bunga komersial dalam menjalani tugas impor dari pemerintah.
"Hingga saat ini utang pemerintah hampir Rp 4 triliun belum terbayar, sedangkan bunganya komersil," ucap dia.
Mantan Kepala BNN ini juga melihat Perum Bulog juga mendapatkan kerugian dalam perawatan bahan-bahan pokok yang diimpor. Sebab, karena tidak terpakai, maka bahan pokok tersebut perlu dirawat dan disimpan yang biayanya cukup tinggi.
"Beras yang kita beli, menahun dan perawatannya mahal dengan kualitas turun, kita jual nggak mungkin mahal, karena kemarin sudah kita uji kita taksir berapa nilainya," kata dia.
Oleh karena itu, Buwas berharap ada keputusan dari pemerintah lewat Rapat Koordinator Terbatas (rakortas) untuk memutus nasib beras atau bahan pokok lain yang telah diimpor.
Baca Juga: Geger Beras Bantuan PPKM Tak Layak Makan, Buwas: Sengaja Diviralkan, Menjelekkan Bulog
"Sudah kita tawarkan Kemenperin, untuk menangani ke industri, dan termasuk ke Kementan, biar ini ada keputusan, karena sudah tiga kali rakortas nggak ada putus-putus, karena ini kita nggak mau ada risiko," tandas Buwas.