Dalam Tiga Hari, Rp7,67 Triliun Modal Asing Masuk ke Indonesia

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 27 Agustus 2021 | 18:02 WIB
Dalam Tiga Hari, Rp7,67 Triliun Modal Asing Masuk ke Indonesia
Ilustrasi Bank Indonesia. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aliran modal asing dilaporkan Bank Indonesia (BI) masuk ke pasar keuangan Indonesia sebesar Rp7,67 triliun pada pekan ini atau periode 23-26 Agustus 2021.

Disampaikan oleh Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono pada Jumat , mengatakan aliran modal asing ini terdiri dari investasi ke surat berharga negara (SBN) sebesar Rp7,18 triliun dan saham sebesar Rp0,49 triliun.

Sementara, aliran modal asing yang masuk sejak awal tahun hingga 19 Agustus 2021 (year to date) mencapai sebesar Rp14,10 triliun.

"Berdasarkan data transaksi 23-26 Agustus 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp7,67 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp7,18 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp0,49 triliun," kata Erwin, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Berantas Pinjol Ilegal, 5 Lembaga Umumkan Komitmen Bersama

Bersama pergerakan modal asing, premi risiko untuk investasi yakni indikator Credit Default Swaps (CDS) Indonesia tenor lima tahun menurun ke level 71,18 basis poin (bps) pada 26 Agustus 2021 dari 72,67 bps di 20 Agustus 2021.

Saat ini, tingkat imbal hasil (yield) SBN bertenor 10 tahun juga turun ke level 6,13 persen per Kamis (26/8) kemudian naik tipis ke 6,15 per Jumat ini. Sebagai perbandingan untuk melihat selisih suku bunga dengan negara maju, yield surat utang AS tenor 10 tahun atau US Treasury 10 tahun telah naik ke level 1,349 persen per Kamis (26/8).

Ia meyakini, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk mengawasi secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

BI juga akan memperkuat koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

Baca Juga: BI: Transformasi Digital Bisa Pulihkan Ekonomi Jawa Barat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI