Suara.com - Komoditas buah salak nglumut organik di kawasan lereng Gunung Merapi kini dilirik investor China untuk dikenalkan di negara tersebut.
Disampaikan oleh Kabid Tanaman Pangan dan Hortikuktura, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang Ade Srikuncoro Kusumaningtyas, kini General Administration of Custom China (GACC) telah melakukan audit secara virtual terkait proses pengemasan buah salak nglumut sebelum dipasarkan di China.
Ia menyampaikan proses audit digelar secara terbuka di rumah pengemasan (Packing House) milik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngudi Luhur Desa Kaliurang, Kacamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
Proses audit virtual itu terkait pengelolaan buah yang akan diekspor, standar operasional prosedur karantina dan yang paling utama adalah penerapan protokol kesehatan (prokes) para pekerja dalam pengemasan.
Baca Juga: Keras! Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris Tuduh China Lakukan Intimidasi
Ia menjelaskan, proses audit secara virtual ini untuk menjamin mutu dan keamanan pangan khususnya komoditas salak nglumut yang akan diperkenalkan ke masyarakat China.
Apabila hasil audit GACC menyatakan layak proses, katanya maka Gapoktan Ngudi Luhur dapat memulai ekspor buah salak nglumut ke China.
Gapoktan Ngudi Luhur saat ini mengelola lahan pertanian salak nglumut dengan luas hampir 200 hektare. Di masa pandemi COVID-19 Gapoktan Ngudi Luhur tetap eksis ekspor buah salak organik ke Thailand dan Kamboja.
"Harapan besar untuk bisa ekspor ke China agar peluang pasar salak semakin besar sehingga semakin meningkat kesejahteraan petani," katanya, dikutip dari Antara.
Menurut dia salak nglumut yang dikembangkan para petani itu berasal dari lahan pertanian organik sehingga memiliki citarasa lebih manis dan segar dibanding salak lainnya.
Baca Juga: Beredar Klaim Covid-19 Berasal dari Pangkalan Militer Amerika Serikat