Menkeu Klaim Ekonomi Indonesia Tumbuh Melebihi Masa Sebelum Wabah COVID-19

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 25 Agustus 2021 | 18:00 WIB
Menkeu Klaim Ekonomi Indonesia Tumbuh Melebihi Masa Sebelum Wabah COVID-19
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konfrensi pers virtualnya,  Senin (5/7/2021). [Suara.com/Muhammad Fadil Djailani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ekonomi Indonesia saat ini diklaim Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, sudah melewati level sebelum pandemi COVID-19,seperti yang ditunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) riil pada triwulan II-2021.

"PDB riil kita pada triwulan II tahun ini mencapai Rp2.773 triliun, melewati level Rp2.735 triliun di triwulan II-2019," kata Menkeu Sri Mulyani, Rabu (25/8/2021.

Ia menjelaskan, penurunan ekonomi Indonesia karena COVID-19 relatif ringan untuk keseluruhan tahun 2020, meski pada triwulan II-2020 terkontraksi hingga 5,3 persen.

Meski begitu, ekonomi domestik bisa bertahap pulih dan di triwulan II 2021 berhasil melesat hingga 7,07 persen.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Bagi Pemain Sepak Bola Jelang Liga 1

Sri Mulyani menyebutkan kondisi tersebut hampir mirip dengan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang pulih sangat tinggi dan melewati level sebelum COVID-19.

Namun perekonomian Negeri Paman Sam mengalami inflasi yang cukup tinggi, sehingga saat ini sedang menjadi masalah di negara tersebut.

"Bedanya Amerika dengan Indonesia adalah kita bisa melewati PDB sebelum COVID-19, namun tidak disertai dengan inflasi yang tinggi," kata Sri Mulyani, dikutip dari Antara.

Ia menggaris-bawahi, pemulihan ekonomi di setiap negara tentunya akan berbeda-beda, sesuai dengan penanganan pandemi di negara masing-masing.

Meski tumbuh sangat tinggi, kata dia, perekonomian empat negara tetangga Indonesia, yakni Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand belum berhasil kembali ke level sebelum COVID-19.

Baca Juga: Pantau Program Vaksinasi COVID-19, Ombudsman Jabar Minta Warga Lakukan Ini

Sehingga, Sri Mulyani menilai hal tersebut menunjukkan pemulihan yang tinggi belum tentu menjadikan perekonomian suatu negara kembali ke level sebelum pandemi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI