Suara.com - Dalam satu dekade terakhir, keuangan syariah menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di industri keuangan global, melampaui pasar keuangan konvensional.
Meski terdampak pandemi Covid-19 pada tahun 2020, Global Islamic Economic Report (2020) memproyeksikan keuangan syariah akan pulih dan terus tumbuh.
Sejalan dengan tren global tersebut, keuangan syariah di Indonesia juga tumbuh positif di tengah pandemi.
“Dari sisi perbankan, aset perbankan syariah tumbuh 15,6 persen (year-on-year) pada Mei 2021 dan mencapai Rp598,2 triliun. Oleh karena itu, kinerja perbankan syariah jauh lebih baik dari pada yang konvensional,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada acara 5th Annual Islamic Finance Conference, Rabu (28/8/2021).
Baca Juga: Anak SD Bakal Diberikan Pelajaran Pajak, Sri Mulyani : Penting untuk Negara
Selain peningkatan jumlah investor di pasar modal syariah, outstanding Sukuk juga mengalami pertumbuhan 10,75 persen (year-to-date) per Juli 2021.
Menurut dia, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk mengoptimalkan pasar keuangan syariah dengan mengembangkan lebih banyak varian pembiayaan Sukuk, seperti Cash Waqf Linked Sukuk dan Green Sukuk.
“Di tengah ketidakpastian kondisi pasar global akibat Covid-19, pada Juni 2021, Pemerintah Indonesia kembali menerbitkan Green Sukuk di pasar global senilai total 3 miliar dolar AS. Penerbitan ini menjadi contoh yang sangat baik, bagaimana peranan pemerintah dalam meningkatkan partisipasi sektor swasta mengembangkan proyek hijau berbasis Syariah,” katanya.
Sri mengungkapkan penerbitan Global Green Sukuk mendapatkan berbagai pencapaian. Salah satunya adalah pertamakali dan terpanjang di dunia dengan imbal hasil Green Sukuk mencapai 30 tahun.
“Sukuk yang diterbitkan Indonesia di pasar global juga menunjukan ketertarikan banyak investor hijau global, 57 persen dari total nilai penerbitan Green Sukuk. Imbal hasilnya juga mendapatkan pencapaian, tercatat sebagai imbal hasil 30 tahun terendah yang pernah ada,” kata dia.
Baca Juga: Menkeu Pastikan Mulai Tahun Depan Solar Bersubsidi Hanya Untuk Warga Miskin
Green Sukuk, menurut Sri, menunjukkan potensi untuk meningkatkan investasi publik dan swasta secara signifikan, membangun ketahanan ekonomi, mengurangi emisi karbon, dan dapat menjadi game changer di tengah pandemi Covid-19.