Hacker Mendadak Taubat, Kembalikan Aset Kripto Curian Senilai Rp8,7 triliun

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 25 Agustus 2021 | 15:08 WIB
Hacker Mendadak Taubat, Kembalikan Aset Kripto Curian Senilai Rp8,7 triliun
Ilustrasi hacker atau peretas dan sebuah ponsel. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang hacker yang berhasil mengeksploitasi kerentanan dalam kode dari platform keuangan desentralistik Poly Network berhasil mencuri kripto sebesar US$610 juta atau Rp8,7 triliun.

Hacker dengan nama Mr. White Hat itu berhasil membawa kabur kripto dalam Ether (ETH), Shiba Inu (SHIB) dan sejumlah kripto lain. Namun, setelah cukup lama kabur dengan curiannya, Mr. White Hat mendadak mengembalikan semua aset yang ia curi pada Senin (23/08/2021).

“Saat ini, semua aset pengguna yang ditransfer dalam peretasan telah sepenuhnya dipulihkan,” tulis perusahaan itu melalui situs Medium.

Kekinian, Poly Network berusaha memperkuat pertahanan platform mereka dan mengembalikan kendali aset-aset digital tersebut ke pemilik sahnya.

Baca Juga: Investor Aset Kripto Meroket, Indonesia Jadi Pasar Terbesar Kedua Luno

Peretasan ini cukup unik, bahkan setelah mengembalikan aset kripto, tanpa alasan yang jelas hacker tersebut mengaku bersedia menyerahkan diri.

Proses tersebut berjalan lancar, tetapi kemudian sang peretas mengunci aset lebih dari US$200 juta dalam akun yang membutuhkan kata sandi dari peretas serta Poly Network. Peretas berkata akan memberikan kata sandi setelah semua pihak siap.

Padahal, sebelum ia menyerahkan diri, Poly Network menawarkan imbalan senilai US$500 ribu kepada semua pihak yang berhasil meringkus pelaku, termasuk peretas sendiri.

Kini, peretas telah mengembalikan keseluruhan dana itu dengan cara menyerahkan private key dompet kepada Poly Network.

Nilai total kripto saat dikembalikan adalah US$610 juta (Rp8,7 triliun). Ketika pencurian senilai US$600 juta (Rp8,6 triliun). Perubahan ini terjadi karena harga kripto yang sebagian besar naik.

Baca Juga: Wah! Beli Aset Kripto Kini Bisa Lewat E-wallet

Dari US$610 juta itu, tidak termasuk 33 juta USDT yang dibekukan oleh pihak perusahaan Tether, penerbit stablecoin USDT.

Hingga kini,belum jelas apa alasan hacker tersebut memilih untuk menyerahkan diri. Sejumlah pakar berpendapat peretas sulit mencuci uang dan mencairkan dana yang berhasil mereka rampas. Terlepas dari itu, sosok peretas berkata ia mencoba membantu dengan cara sendiri.

“Tindakan saya, yang mungkin terlihat aneh, adalah usaha saya menyumbang ke keamanan proyek Poly dengan cara saya sendiri. Kesepakatan dicapai dengan cara yang tidak lazim dan menyakitkan, tetapi berhasil,” kata peretas tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI