Suara.com - Aktivitas usaha pengolahan dan pengemasan ubur-ubur di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berhasil menyerap ratusan tenaga kerja di daerah tersebut.
Terkait hal ini, Bupati Belitung, Sahani Saleh menyebut, hal itu merupakan suatu keberkahan bagi masyarakat ditengah kondisi kesulitan ekonomi akibat pandemi COVID-19.
"Tidak kurang ada sekitar 500 tenaga kerja terlibat dalam kegiatan usaha pengolahan ubur-ubur ini," kata Sahani, Selasa (24/8/2021).
Ia berpendapat, kegiatan pengolahan ubur-ubur yang dilakukan secara musiman itu dilakukan secara spontan dapat menyerap ratusan tenaga kerja.
Baca Juga: Luhut: Tidak Boleh Satu Orang Pun Merasa Paling Tahu Menangani Covid-19 Ini!
Para pekerja tersebut terdiri dari nelayan, buruh pikul atau angkut hingga petugas pembersih dan pengolah ubur-ubur.
"Kalau buruh angkut mereka diupah Rp5 ribu untuk sekali pikul dan pekerja pembersih ubur-ubur dibayar Rp65 ribu per hari," katanya.
Selain itu, lanjut Bupati, musim panen ubur-ubur tersebut juga menjadi keberkahan tersendiri bagi para nelayan karena perahu mereka digunakan untuk memanen ubur-ubur.
"Ada ratusan kapal-kapal nelayan yang dipakai untuk memanen ubur-ubur sehingga ketika mereka tidak bisa melaut karena kondisi cuaca yang tidak menentu dan ada rezeki lain berupa ubur-ubur," katanya.
Baca Juga: Jauh dari Kata Merdeka, Kisah Badut Jalanan di Ibu Kota yang Hidupnya Terjebak Kostum