Reksa Dana Campuran Pilihan Absolut di Masa Pandemi

Iwan Supriyatna Suara.Com
Sabtu, 21 Agustus 2021 | 11:46 WIB
Reksa Dana Campuran Pilihan Absolut di Masa Pandemi
Ilustrasi Reksa Dana.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Reksa Dana Campuran menjadi instrumen investasi yang absolut di masa pandemi dengan kondisi ekonomi yang fluktuatif. Komposisi Reksa Dana Campuran yang tidak mengharuskan minimum investasi pada saham sebesar 80% menjadikan investasi terselamatkan karena bersifat fleksibel dan adaptif.

Direktur Utama Trimegah Asset Management, Antony Dirga mengatakan, kondisi ekonomi terkait pandemi selama dua tahun terakhir ini memperpanjang konsolidasi yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sehingga sudah empat tahun lamanya tidak bergerak ke mana-mana.

"Stabil di satu sisi. Cuma indeks saham yang kita harapkan rata-rata naik per tahun ternyata malah stagnant. Indeks LQ45 malah lebih parah, delapan tahun tidak ke mana-mana," kata Antony dalam Katadata Forum Virtual Series “Investasi Paling Absolut buat Kaum Rebahan” ditulis Sabtu (21/8/2021).

Kondisi tersebut, menurut Antony, membuat fund manager atau manajer investasi tertantang untuk memilih instrumen investasi lebih cermat dan mengalahkan pasar.

Baca Juga: Nabung Reksa Dana Kini Bisa Bersama Teman dan Keluarga Dalam Satu Portofolio

Di Trimegah AM, perspektif lama yang selalu mengacu pada indeks tertentu kemudian diubah, dan timbul ide untuk melebarkan dan mengambil approach yang lebih fleksibel.

Langkah yang diambil adalah dengan mengambil platform paling fleksibel yang diizinkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu Reksa Dana Campuran.

"Campuran boleh 1 hingga 79% per tipe instrumen, bebas bergerak, fleksibel dan adaptif. Itu dimungkinkan untuk menghadapi market yang volatile, hadirlah Reksa Dana Campuran Trimegah Balanced Absolute Strategy (BASTRA)," ujar Antony.

BASTRA diluncurkan 2,5 tahun yang lalu. Sejak BASTRA dikeluarkan, kinerja IHSG secara kumulatif dalam kondisi minus hampir 5%. Namun BASTRA menghasilkan kinerja kumulatif 59% plus, hampir 60%. Ketika IHSG tidak bergerak, BASTRA justru mampu menelurkan kinerja yang cukup baik.

Menurut Antony, di BASTRA, manajer investasi Trimegah fokus acuannya mengalahkan suku bunga deposito plus 5% dan bukan mengalahkan IHSG atau LQ45 seperti umumnya Reksa Dana Saham.

Baca Juga: Bahana TCW Bersama Bank DBS Indonesia Hadirkan Reksa Dana Syariah

"Ketika kami fokus mengalahkan misal IHSG, kalau IHSG negatif minus 37, kami minus 20, maka kami sudah mengalahkan IHSG, akan tapi investor tetap tidak happy karena investor maunya return yang absolut, maunya positif. Perspektif ini yang berbeda di BASTRA, kami ganti objective-nya untuk mengalahkan suku bunga deposito plus 5%. Nah ternyata menarik, dan hasilnya berbeda," kata dia.

Ia menambahkan, manajer investasi Trimegah dalam membeli saham juga memastikan bahwa saham tersebut dibeli berdasarkan target return yang positif, bukan karena saham tersebut memiliki bobot tertentu di indeks saham.

Sebaliknya, jika ada proyeksi bahwa IHSG tidak akan bergerak untuk sementara waktu, maka dana yang ada bisa diinvestasikan secara fleksibel pada instrumen obligasi atau pasar uang sehingga diharapkan bisa tetap menghasilkan return yang positif untuk produk Reksa Dana Campuran BASTRA. Ini dilakukan sambil menunggu opportunity yang baik untuk kembali membeli saham yang prospektif.

Antony menyebutkan, pada 2020 kinerja BASTRA positif 22,9% sementara IHGS minus 5,1%. Hal itu terjadi karena manajer investasi Trimegah AM dapat bermanuever dengan fleksibel dan berhasil mengantisipasi situasi Covid-19 yang akan semakin parah di awal-awal masa pandemi terjadi.

"Mungkin Januari tahun lalu kita masih santai, tapi fund manager kami melihat kondisi yang kurang baik, lalu memotong alokasi saham di portofolio hingga sekitar 20%. Saat market bergerak turun 37%, kita juga turun saat itu cuma tidak turun sebanyak 37%. Dan ketika kami melihat bahwa akan ada solusi untuk situasi pandemi ini, ada vaksin dan sebagainya, ketika near the bottom kita naikkan porsi saham di portofolio. Beberapa pilihan saham contohnya Antam di Desember 2020 yang bergerak naik hampir 70%. Ada juga saham Telkom yang dibeli di kuartal 4 2020 dan profit taking dilakukan di awal Januari 2021," paparnya.

Antony menekankan fund manager BASTRA bekerja maksimal dalam mengelola dana investor. Fund manager dan analis selalu melakukan diskusi dan memantau data.

Ketika membeli saham ataupun obligasi, harus ada tesis dan alasannya. Jika kemudian berdasarkan data yang baru ada tesis yang salah, fund manager tidak segan dan ragu-ragu untuk keluar.

Ketika berinvestasi di BASTRA, investor cukup duduk tenang dan biarkan fund manager bekerja melakukan analisa dan juga alokasi aset secara proaktif.

"Masa pandemi ini, fund manager juga ada WhatsApp group, yang aktif pantau saham. Ada zoom harian atau ketika work from office bisa langsung diskusi setiap waktu, setiap hari kami pantau data. Investor cukup rebahan dan biarkan kami fund manager jungkir balik bekerja memeras otak untuk menghasilkan yang terbaik di BASTRA dan bagi investor," ujarnya.

Antony menyarankan kepada investor untuk melakukan due dilligence yang mendalam dalam memilih manajer investasi sehingga mereka bisa mengerti approach dan strategi yang digunakan oleh manajer investasi tersebut.

Mulailah untuk mengikuti kelas-kelas edukasi atau webinar gratis yang sering diadakan oleh banyak manajer investasi termasuk Trimegah AM di Zoom, Instagram maupun Youtube. Dan yang terakhir, Antony juga menyarankan investor untuk melakukan investasi sesuai dengan profil resiko masing-masing.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI