Suara.com - Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP RTMM-SPSI) Sudarto mengatakan, para anggotanya kini sedang harap-harap cemas soal rencana kenaikan cukai hasil tembakau pada tahun 2022.
Maklum saja, sebagian besar anggotanya adalah pekerja di sektor Industri hasil tembakau (IHT). Dia menilai, apabila tarif cukainya hasil tembakau dinaikkan lagi tahun depan, kelangsungan hidup para buruh dapat.
Dia menjelaskan bahwa sektor IHT adalah sektor yang padat karya, utamanya segmen sigaret kretek tangan (SKT). Keberlangsungan hidup para pekerja di segmen ini tergantung pada jumlah permintaan pasar.
Jika permintaannya menurun akibat kenaikan cukai, maka jam kerja dan upah mereka disesuaikan.
Baca Juga: Petani Tembakau Khawatir Rencana Kenaikan Cukai Bisa Berdampak Turunnya Penjualan
"Jadi kalau hasilnya merosot, secara otomatis penghasilannya merosot. Dan apabila ini enggak bisa dijaga, mereka bisa kehilangan pekerjaan," ujar Sudarto dalam keterangannya, Kamis (19/8/2021).
Sudarto menuturkan, pemerintah harus terus memperhatikan sektor padat karya yang mayoritas pekerjanya adalah perempuan.
"Mereka sudah bekerja berpuluh tahun. Bekerja di sektor ini bukan pekerjaan sampingan, tetapi nafkah utama," jelasnya.
Ia mengungkapkan, segmen ini memiliki dampak ekonomi bagi lingkungan sekitar.
"Di tingkat perdesaan di sentra-sentra SKT ini, itu boleh dicek bagaimana di situ suka ada pasar kecil, dan kehidupan di kampung itu tumbuh karena adanya SKT. Itu berdampak pada jual beli, transportasi, dan lain-lain. Jadi banyak pihak di sana yang juga bergantung pada SKT," tutur Sudarto.
Baca Juga: Nasib Selama PPKM Tak Jelas, Buruh Rokok DIY Tolak Wacana Kenaikan Cukai
Jika cukainya dinaikkan, kata Sudarto, faktor-faktor penunjang dan mata rantai industri IHT akan terkena dampaknya.
"Dan mereka ini rakyat kecil, mereka tidak bisa beralih ke industri baru yang perlu pendidikan dan sertifikasi. Saat pandemi COVID-19 ketika daya beli masyarakat melemah. Mereka harus bertahan hidup, kondisi ini benar-benar sulit," pungkas dia.