Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Juli 2021 mencapai 15,11 miliar, dolar AS atau mengalami penurunan 12,22 persen, namun dibandingkan Juni 2020 mengalami kenaikan 44,44 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan penurunan impor pada bulan Juli 2021 ini juga didorong oleh penurunan impor baik impor minyak dan gas (migas) dan non migas secara bulanan.
Adapun impor yang turun karena impor migas turun sebesar 22,28 persen dan nonmigas turun 10,67 persen. Sementara itu, nilai impor Juli ini dibanding Juli 2020 masih mengalami penurunan sebesar 44,44 persen.
"Kalau kami rinci dibanding Juli 2020, migas dan nonmigas meningkat. Untuk migas meningkat 86,38 persen dan nonmigas meningkat 40,21 persen," kata Margo dalam konfrensi pers virtualnya, Rabu (18/8/2021).
Dijelaskan Margo, impor migas Juli 2021 senilai 1,78 miliar dolar AS atau turun 22,28 persen dibandingkan Juni 2021 atau naik 86,39 persen dibandingkan Juli 2020.
Sedangkan impor nonmigas Juli 2021 senilai 13,33 miliar dolar AS atau turun 10,67 persen dibandingkan Juni 2021 atau naik 40,21 persen dibandingkan Juli 2020.
"Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Juli 2021 dibandingkan Juni 2021 adalah mesin dan peralatan mekanis 422,3 juta dolar AS (18,39 persen)," papar Margo.
Sementara peningkatan terbesar adalah produk farmasi 185,9 juta dolar AS (66,67 persen).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Juli 2021 adalah Tiongkok 29,71 miliar dolar AS (32,00 persen), Jepang 7,69 miliar dolar AS (8,28 persen), dan Korea Selatan 5,08 miliar dolar AS (5,47 persen).
Baca Juga: Posisi 3 Se-Nasional, Kaltim Kukuh Berkontribusi Ekspor Nonmigas Senilai USD 7,1 miliar
Impor nonmigas dari ASEAN 16,63 miliar dolar AS (17,91 persen) dan Uni Eropa US$5,81 miliar (6,26 persen).