Suara.com - Komisi VI DPR RI memastikan Citilink Indonesia akan masuk dalam Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata (Indonesia Aviation and Tourism Holding Co) yang saat ini tengah dibentuk oleh pemerintah melalui Kementerian BUMN.
Masuknya maskapai penerbangan LCC (low cost carrier) ini akan menggantikan induknya, Garuda Indonesia, yang saat ini masih dalam proses restrukturisasi atas sejumlah kewajiban kepada para kreditornya.
''Citilink bukan saja lowcost carrier, tetapi saat ini adalah BUMN angkutan udara yang masih untung selama pandemi. Masuknya Citilink dalam holding sangat mendukung program kepariwisataan,'' ujar Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron di Jakarta, Senin (16/8/2021).
Selain keuangan Citilink yang sehat, katanya, masalah pertimbangan masuknya Citilink ke holding mengingat perusahaan ini merupakan anak usaha Garuda. Sementara Garuda belum masuk di tahap 1 holding karena dalam proses restrukturisasi kewajibannya.
Baca Juga: Kolaborasi Citilink-SiCepat: Tes PCR dan Antigen Gratis Untuk Kenyamanan Penumpang
''Sisi lain Garuda sedang bermasalah dengan keuangannya, dan bisa saja menurut saya financial strategy, karena sisi lain Citilink sebagian besar kepemilikan diambil oleh Indonesia Aviation and Tourism Holding Co yang sumber anggaranya dari PMN. Sisi lain Garuda mendapatkan suntikan dana atas pengambilalihan saham tersebut,'' ujar politikus Partai Demokrat ini.
Herman mengatakan, langkah ini merupakan cara dan langkah Kementrian BUMN menyelamatkan Garuda.
''Pada saat ini, Garuda harus melakukan pengetatan, restrukturisasi utang, dan renegosiasi dengan para lessor, agar kedepan mampu memberikan kepercayaan kepada publik, karena garuda sebagai BUMN yang sudah IPO, jadi berat juga kalau mau diambil alih BUMN aviasi dan pariwisata dengan beban keuangan yang begitu berat,'' jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Edwin Hidayat Abdullah, yang juga Direktur Project Management Office (PMO) Holding BUMN Aviasi ini mengatakan pertimbangan masuknya Citilink ke holding mengingat perusahaan ini merupakan anak usaha Garuda.
"Citilink kan anak Garuda. Sementara Garuda belum masuk di tahap 1 holding karena dalam proses restrukturisasi kewajibannya," kata Edwin dikutip Minggu (15/8/2021).
Baca Juga: Citilink Beri Layanan Tes PCR Gratis untuk Penumpang hingga 30 September 2021
Dijelaskan, Garuda Indonesia nantinya akan menyusul untuk masuk ke holding ini setelah seluruh proses restrukturisasi keuangan perusahaan rampung dilakukan.
Progres pembentukan holding tersebut saat ini masih dalam tahap penyelesaian Peraturan Pemerintah (PP). Ditargetkan holding ini terbentuk pada akhir kuartal ketiga 2021.
Edwin yang sebelumnya menjabat Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN ini menyebut saat ini baru saja selesai dilakukan harmonisasi PP tersebut.
Langkah selanjutnya adalah menghitung valuasi masing-masing perusahaan yang akan masuk dalam holding ini dan setelah inbreng saham bisa dilakukan.