Suara.com - Harga emas dunia bertahan sedikit di atas level kunci 1.750 dolar AS pada perdagangan Kamis, karena ekspektasi tapering pembelian aset Federal Reserve lebih dini mereda, mengimbangi penguatan dolar dan imbal hasil.
Mengutip CNBC, Jumat (13/8/2021) harga emas di pasar spot stabil di 1.750,91 dolar AS per ounce. Sedangkan emas berjangka Amerika Serikat ditutup turun 0,1 persen menjadi 1.751,80 dolar AS per ounce.
Emas melonjak 1,3 persen pada sesi Rabu setelah data menunjukkan kenaikan indeks harga konsumen Amerika pada bulan Juli sejalan dengan perkiraan ekonom dan turun dari Juni.
"Jika harga dapat terus diperdagangkan sideways dalam jangka pendek, itu akan menunjukkan bahwa lonjakan yang lebih rendah baru-baru ini mungkin merupakan titik terendah jangka pendek," ujar Jim Wyckoff, analis Kitco Metals.
Baca Juga: Naik Rp 7.000 Harga Emas Antam Jadi Rp 932.000 per Gram
Dolar menghilangkan sebagian kilau emas, stabil di dekat level tertinggi lebih dari empat bulan, sementara US Treasury 10-tahun rebound pada sesi Kamis.
Departemen Tenaga Kerja Amerika juga melaporkan klaim pengangguran awal turun dalam pekan terakhir dan indeks harga produsen melonjak ke rekor 7,8 persen dalam 12 bulan hingga Juli.
Investor juga fokus pada RAPBN Presiden Joe Biden. Rabu, Senat Amerika menyetujui rencana anggaran senilai 3,5 triliun dolar AS menyusul RUU infrastruktur 1 triliun dolar AS yang disepakati Senat pada Selasa.
"Kebijakan fiskal bakal bekerja bersama-sama dengan pengurangan moneter untuk mendukung emas karena keduanya menunjukkan tekanan inflasi ke depan," kata Wyckoff.
Di tempat lain, perak merosot 1,6 persen menjadi 23,14 dolar AS per ounce, sedangkan platinum naik 0,2 persen menjadi 1.019,30 dolar AS per ounce dan paladium turun 0,2 persen menjadi 2.631,69 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 925.000 per Gram di Masa Perpanjangan PPKM