Suara.com - Ekonom dari Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adinegara menyatakan investor harus berhati-hati dalam berinvestasi di saham-saham Startup seperti Bukalapak.
Dia menjelaskan, investor perlu memperhatikan dan memikirkan secara matang dalam berinvestasi di saham startup.
Pasalnya, lanjut Bhima, perusahaan startup rata-rata belum mendapatkan keuntungan, sehingga investor tidak bisa mengharapkn dividen.
"Dan berharap pada capital gain yaitu selisih karena kenaikan harga saham, jadi dia (investor) mendapatkan di situ," ujar Bhima saat dihubungi, Rabu (11/8/2021).
Baca Juga: Analis Ungkap Penyebab Anjloknya Saham Bukalapak
Selain itu, tutur Bhima, karena mendapatkan dana dari pasar modal, sehingga harus meningkatkan layanannya kepada konsumen.
Jika tidak, Bhima memperkirakan, bisa terjadi kembali dot com bubble atau yang menjadi saham spekulatif, karena prospeknya terlalu dibesar-besarkan.
"Terlalu dibesar-besarkan prospeknya, sehingga terjadi koreksi yang dalam dan mengganggu pasar modal," ucap dia.
Namun demikian, Menurut Bhima, saat ini memang momentum perusahaan startup harus mencari dana dari pasar modal.
"Tahun 2021 ini momentum startup yang ingin mencari pendanaan publik khususnya IPO, kenapa, ketika adanya pembatasan sosial yang lebih ketat, dan kasus positif yang masih tinggi, masyarakat lebih banyak konsumsi secara online, startup ini berada di tahun keemasan," kata dia.
Baca Juga: Investor Murka di Playstore Aplikasi Bukalapak Imbas Anjloknya Harga Saham BUKA
Untuk diketahui, Pergerakan saham PT Bulapakak.com Tbk (BUKA) memerah. Bahkan pergerakan harga saham BUKA menyentuh Auto Reject Bawah (ARB).
Berdasarkan data RTI, selama Selasa kemarin saham BUKA anjlok 6,76 persen atau 75 poin di harga Rp 1.035 per lembar saham.
Menanggapi hal tersebut, Analis dari Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan, penurunan harga saham BUKA ini diakibatkan tekanan jual asing, sehingga membuat harga saham bisa sentuh ARB.
Selain itu, anjloknya harga saham BUKA juga adanya aksi ambil untung para investor.
"Menurut saya, tekanan jual asing ya, ini lumayan besar terjadi sejak hari pertama listing. Dan sebagian pelaku pasar yang melakukan profit taking juga karena sudah profit posisinya," ujar William.
Namun, VP Corporate Affairs PT Bukalapak.com Tbk Siti Sufintri Rahayu menegaskan, transaksi saham Bukalapak di bursa saham setelah melakukan listing murni merupakan mekanisme pasar.