Suara.com - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) secara resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini.
Unicorn teknologi pertama yang melantai bursa tersebut meraup dana Rp 21,9 triliun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Rencananya perseroan bakal menggunakan 100 persen dana tersebut buat melakukan ekspansi besar-besaran ke semua lini usahanya.
"Jadi seperti yang kita jelaskan di prospektus ya bahwa seluruh penggunaan dana IPO ini 100 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan entitas anak atau subsidiary," kata Direktur Utama Bukalapak Rachmat Kaimuddin dalam konfrensi pers virtualnya, Jumat (6/8/2021).
Baca Juga: 70 Persen Pemesan Saham Bukalapak Merupakan Generasi Milenial dan Gen Z
Sebelumnya, Bukalapak telah menyelesaikan proses penawaran awal (bookbuilding) dan roadshow dari tanggal 9-19 Juli 2021 serta penawaran umum dari tanggal 27-30 Juli 2021.
Sebagai hasil dari antusiasme yang besar dari para investor umum, tercatat jumlah pemesanan yang tinggi (melalui metode pooling allotment), mencapai sekitar Rp 4,8 triliun.
Bukalapak telah menambah porsi pooling allotment bagi investor retail dari semula 2,5 persen ke 5 persen dari total pemesanan yang tersedia.
Oleh karena itu, nilai dari saham yang dialokasikan untuk porsi pooling allotment bagi investor retail naik dari yang sebelumnya Rp 547,5 miliar menjadi sekitar Rp 1,1 triliun.
Dengan miliki dana jumbo hasil IPO, Rachmat bercita-cita ingin menciptakan ekonomi yang merata dan berkeadilan, terutama bagi para pelaku UMKM yang menjadi pasar utama Bukalapak.
Baca Juga: Bukalapak IPO di Indonesia, CEO Ajaib: Berdampak Positif Terhadap Iklim Startup
"Kita ingin selalu memberdayakan UMKM, kita pengin dia bisa jualan lebih banyak, bisnisnya lebih maju, bisa volumenya lebih tinggi lagi, bisa pakai proses yang lebih modern dan sebagainya, channel-nya juga lebih banyak," paparnya.
Sesuai dengan ketentuan dalam penawaran umum perdana saham, Bukalapak menawarkan 25.765.504.800 lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp 850 setiap sahamnya sehingga dana yang berhasil dihimpun dari IPO ini, sekitar Rp 21,9 triliun.
"Mengenai persaingan bisnis e-commerce tentunya buat kita fokus kita kepada strategi kita sendiri yaitu kita ingin selalu menguatkan posisi kita untuk memberdayakan UMKM, bagaimana kita fokus untuk pasar-pasar yang di luar 5 kota besar di Indonesia, karena kita lihat di situlah pasar yang paling membutuhkan pelayanan seperti teknologi atau layanan seperti Bukalapak," pungkasnya.