Erick Thohir Diminta Kembalikan Muruah BUMN: Diisi Orang Profesional Bukan Eks Koruptor

Jum'at, 06 Agustus 2021 | 15:32 WIB
Erick Thohir Diminta Kembalikan Muruah BUMN: Diisi Orang Profesional Bukan Eks Koruptor
Menteri BUMN Erick Thohir temui lima pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (8/7/2020). (Suara.com/Welly Hidayat)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development INDEF Abra Talattov meminta Menteri BUMN Erick Thohir harus meluruskan kembali orang-orang yang berada di BUMN-BUMN. 

Ia menjelaskan, BUMN-BUMN seharusnya diisi oleh orang-orang profesional yang memiliki integritas dan kredibelitas, serta bukan untuk kepentingan politik.

"Harus diluruskan lagi bahwa BUMN itu orang-orang profesional yang memiliki kredibilitas dan tidak bercampur dengan kepentingan politik," ujar Abra saat dihubungi, Jumat (6/8/2021).

Dalam hal ini, Abra menyebut, seharusnya juga Menteri Erick juga kembali mengevaluasi pengangkatan eks koruptor Emir Moeis menjadi komisaris di anak usaha BUMN yaitu PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).

Bisa juga, tambahnya, dari sisi etika Emir Moeis sendiri yang mengundurkan diri sebagai Komisaris PIM. 

"Jadi, ini enggak perlu lagi desakan luar diganti, tetapi harus standar etika yang dipegang oleh kementerian BUMN," ucap dia.

Sebelumnya, masyarakat kembali dihebohkan dengan pemberitaan dari sektor BUMN yang mana mantan narapidana korupsi menjadi komisaris salah satu anak usaha BUMN. 

Ia adalah Izedrik Emir Moeis yang diangkat menjadi Komisaris anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) yaitu PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).

Untuk diketahui, Emir Moeis diangkat menjadi Komisaris  Pupuk Iskandar Muda sejak 18 Februari 2021 lalu.

Baca Juga: Akhlak Erick Thohir Dipertanyakan Terkait Polemik Eks Koruptor Jadi Komisaris BUMN

Emir Moeis sempat malang melintang di dunia perpolitikan Indonesia. Ia sempat menjadi Anggota DPR dari Partai PDIP lebih dari satu dekade dari tahun 2000-2013.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI