Ketegangan di Timur Tengah Membuat Harga Minyak Dunia Naik

Jum'at, 06 Agustus 2021 | 07:43 WIB
Ketegangan di Timur Tengah Membuat Harga Minyak Dunia Naik
Ilustrasi harga minyak dunia [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak melesat lebih dari 1 persen di tengah meningkatnya ketegangan Timur Tengah, tetapi kenaikannya agak tersendat karena pembatasan terbaru untuk melawan lonjakan kasus Covid-19 yang mengancam pemulihan permintaan energi global.

Mengutip CNBC, Jumat (6/8/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melambung 91 sen, atau 1,3 persen menjadi 71,29 dolar AS per barel, setelah sebelumnya jatuh di bawah 70 dolar AS untuk pertama kalinya sejak 21 Juli.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melejit 94 sen, atau 1,4 persen enjadi menetap di 69,09 dolar AS per barel.

Kedua tolok ukur merosot lebih dari 2 dolar AS pada penutupan Rabu ke level terendah dua minggu.

Baca Juga: Stok di AS Berlimpah, Harga Minyak Dunia Anjlok Lebih dari 3 Persen

"Kemarin (Rabu) itu benar-benar tentang kekhawatiran tentang varian Delta, dan kemudian hari ini ada kekhawatiran bahwa mungkin kita terlalu berlebihan," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

Jet tempur Israel menyerang apa yang dikatakan militernya sebagai tempat peluncuran roket di Lebanon, Kamis pagi, sebagai tanggapan atas dua roket yang ditembakkan ke Israel dari wilayah Lebanon, dalam peningkatan permusuhan lintas batas di tengah memanasnya tensi dengan Iran.

Aksi balasan itu terjadi setelah serangan terhadap sebuah kapal tanker di lepas pantai Oman, Kamis lalu, yang dituduh Israel dilakukan oleh Iran. Dua anggota awak kapal, seorang warga Inggris dan Rumania, tewas. Iran membantah terlibat.

Ditanya apakah Israel siap untuk menyerang Iran, Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, mengatakan kepada YNet News pada Kamis "ya."

Ketegangan yang meningkat itu terjadi ketika pembicaraan nuklir antara Iran dan kekuatan Barat yang akan meringankan sanksi terhadap ekspor minyak Teheran tampaknya terhenti.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok Imbas Kembali Melonjaknya Kasus Covid Varian Delta

"Dengan ketegangan yang meningkat antara Iran dan kekuatan dunia atas serangan pesawat tak berawak minggu lalu, tampaknya pembicaraan kesepakatan nuklir akan panjang dan tidak mungkin memberikan keringanan sanksi segera bagi Iran," kata Edward Moya, analis OANDA.

Mengimbangi ketegangan geopolitik tersebut, kekhawatiran atas pemulihan permintaan minyak global meningkat di tengah lonjakan kasus virus korona.

Jepang bersiap untuk memperluas pembatasan darurat ke lebih banyak prefektur, sementara China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, memberlakukan pembatasan di beberapa kota dan membatalkan sejumlah penerbangan, mengancam permintaan bahan bakar.

"China sekarang menghadapi krisis Covid-19 yang paling menantang sejak wabah awal berhasil dikendalikan," kata analis FGE.

Di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia, kasus Covid-19 mencapai level tertinggi enam bulan dengan lebih dari 100.000 infeksi dilaporkan pada Rabu.

Namun, analis UBS memperkirakan harga minyak akan melanjutkan tren kenaikan meski ada kekhawatiran tentang pandemi, memproyeksikan Brent akan diperdagangkan antara 75 dolar AS dan 80 dolar AS per barel pada semester kedua 2021.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI