Suara.com - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menguat hingga dapat mendekati 6.400, atau tepatnya 6.394 sepanjang Agustus dengan didukung oleh tiga faktor positif.
Ketiga faktor itu adalah jumlah infeksi baru kasus harian covid-19 yang mulai mereda ke angka 30.000 kasus per hari.
Gencarnya program vaksinasi yang membuka peluang potensi pelonggaran PPKM ke depan, dan rilis kinerja yang membaik dari perusahaan di bursa.
“Memasuki bulan Agustus, kami optimistis IHSG mampu menguat, dengan target ke level 6.394 secara teknikal,” ujar Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, dalam konfrensi pers virtualnya, Kamis (5/8/2021).
Baca Juga: Jelang Rilis PDB Kuartal II 2021, IHSG Dibuka Naik ke Level 6.147
Untuk sektoral, Tim Investment Information Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan sektor infrastruktur, kesehatan, dan keuangan sebagai pilihan investasi bagi para investor.
Untuk sektor infrastruktur, saham yang menjadi pilihan adalah TLKM, EXCL, dan ISAT. Di sektor kesehatan dan perbankan, saham-saham yang direkomendasikan masing-masingnya adalah HEAL, MIKA, PRDA, dan BBCA, BMRI, serta BRIS.
“Saham-saham lain yang layak dipertimbangkan sebagai pilihan secara selektif adalah EMTK, SCMA, ERAA, dan INDF,” katanya.
Prediksi dan rekomendasi tersebut, didasari oleh penguatan IHSG sebesar 1,4 persen menjadi 6.070 dan didukung aksi beli investor asing Rp 17 triliun sepanjang Juli yang tidak tertahan oleh kepungan sentimen negatif pada periode tersebut.
Bulan lalu, beberapa faktor yang membuat pelaku pasar khawatir adalah peningkatan kasus Covid-19, pemberlakukan PPKM di sejumlah daerah, dan pelemahan rupiah.
Baca Juga: Rabu Pagi IHSG Dibuka Naik ke Posisi 6.142
Saat ini, sekitar 30 persen emiten yang listing di BEI telah mengumumkan kinerja keuangan untuk semester I/2021.
Secara tahunan mayoritas perusahaan mencatatkan hasil yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, mengingat pada kuartal II/2020, kinerja mayoritas perusahaan tercatat di bursa mengalamI penurunan dikarenakan terdampak pandemi covid-19.
Emiten di sektor perbankan, semen, dan ritel membukukan kinerja yang sesuai ekspektasi.
Sementara emiten di industri kesehatan, terutama rumah sakit dan lab, mencatatkan hasil yang lebih baik dari ekspektasi.
Sebaliknya, beberapa perusahaan di sektor barang konsumsi noncyclical, seperti UNVR, GGRM, HMSP, dan JPFA membukukan kinerja di bawah konsensus pelaku pasar, yang kemudian membuat sahamnya dilanda aksi jual dan menjadi pemberat indeks.