Permintaan Tinggi, Harga Minyak Dunia Bertahan di Jalur Kenaikan

Senin, 02 Agustus 2021 | 08:46 WIB
Permintaan Tinggi, Harga Minyak Dunia Bertahan di Jalur Kenaikan
Ilustrasi harga minyak dunia [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia tetap di jalur kenaikan mingguannya seiring permintaan yang tumbuh lebih cepat dari pada pasokan.

Sementara vaksinasi diperkirakan akan mengurangi dampak kebangkitan infeksi COVID-19 di seluruh dunia.

Mengutip CNBC, Senin (2/8/2021) minyak mentah berjangka Brent turun 2 sen ke harga 76,03 dolar AS per barel, menyusul lonjakan 1,75 persen pada hari Kamis. Kontrak Brent yang lebih aktif untuk Oktober turun 14 sen, atau 0,2 persen menjadi 74,96 dolar AS per barel.

Sementara itu minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 8 sen menjadi 73,53 dolar AS per barel, mengurangi kenaikan 1,7 persen pada hari Kamis.

Baca Juga: Stok Menipis, Harga Minyak Dunia Melesat 2 Persen

Kedua kontrak harga acuan menuju kenaikan sekitar 2 persen untuk minggu ini.

Bahkan dengan kasus virus corona yang meningkat di Amerika Serikat, di seluruh Asia dan sebagian Eropa, analis mengatakan tingkat vaksinasi yang lebih tinggi akan membatasi perlunya lockdown keras yang memusnahkan permintaan selama puncak pandemi tahun lalu.

"Pasar minyak tampaknya tidak lagi melihat masalah varian Delta dengan alarm yang sama seperti pada awal pekan lalu," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

"Ada keyakinan bahwa kampanye vaksinasi yang sedang berlangsung di negara-negara industri akan mencegah kembali pembatasan mobilitas yang meluas," tambahnya.

Analis juga menunjukkan rebound cepat dalam konsumsi bensin dan produksi industri India menyusul lonjakan COVID-19 awal tahun ini sebagai tanda bahwa ekonomi lebih tahan terhadap pandemi.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Masih di Kisaran 75 Dolar AS per Barel

"Delta adalah risiko, tetapi apakah itu akan menggagalkan pertumbuhan permintaan di paruh kedua? Kami mungkin tidak melihat itu," kata analis komoditas Commonwealth Bank Vivek Dhar.

Negara eksportir minyak utama dunia, Arab Saudi diperkirakan menaikkan harga seluruh jenis minyak yang dijualnya ke Asia pada September mendatang, merupakan jejak kekuatan tolok ukur Timur Tengah. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI