"Kami mencatat sepanjang dari bulan April sampai bulan Juli ini ada 2.040 anggota ritel modern Aprindo sudah menutup gerainya, artinya ada sekitar empat toko setiap hari yang tutup," kata Roy.
Jumlah tersebut belum termasuk toko-toko kelontong yang memang tidak masuk sebagai anggota Aprindo.
"Kalau kita kombinasikan totalnya sekitar 2.040, ini belum termasuk toko toko kelontong yang di ruko, yang memang bukan anggota kami, kemudian toko P&D dan lain sebagainya," kata dia.
Angka tersebut juga belum dihitung dengan pedagang-pedagang di daerah. Kondisi ini dinilai Roy akan terus berlanjut. Sebab nasib para pedagang-pedagang juga dilihat dari masa PPKM yang dijalankan pemerintah.
"Artinya kita menghitung hari sama seperti PPKM darurat selalu yang kita hitung sekarang berapa hari lagi selesai, nah, ini kita juga menghitung hari untuk bagaimana dapat tetap beroperasional."