Suara.com - Data pribadi milik 2 juta nasabah perusahaan asuransi BRI Life diduga telah bocor dan dijual di internet. Hudson Rock, sebuah perusahaan keaman siber yang berbasis di Israel mengatakan, mereka menemukan bukti bahwa beberapa komputer milik pegawai telah diretas.
Menanggapi hal tersebut, manajemen BRI Life langsung melakukan penelusuran jejak digital dalam rangka melakukan investigasi.
"Hal tersebut sebagai tindak lanjut atas adanya berita di social media pada tanggal 27 Juli 2021 mengenai adanya penjualan data," kata Corporate Secretary BRI Life Ade Nasution dalam keterangannya, Rabu (28/7/2021).
Ade Nasution mengungkapkan BRI Life menjamin hak pemegang polis sesuai dengan polis yang dimiliki.
Baca Juga: BRI Life Gandeng Tim Independen untuk Selidiki Dugaan Peretasan
“BRI Life terus melakukan upaya maksimal untuk melindungi data pemegang polis melalui penerapan tata kelola teknologi informasi dan tata kelola data sesuai ketentuan dan standar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya.
Terkait dugaan penjualan data tersebut BRILife juga akan melaporkan dan berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk diproses lebih lanjut.
"BRI Life tidak pernah memberikan data pribadi kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Apabila ada permintaan data pribadi yang mengatasnamakan atau mengkaitkan dengan kepemilikan polis di BRILife, maka pemegang polis diharapkan dapat menghubungi layanan resmi kami melalui Call Center di Nomor 1500087, WhatsApp Corporate 0811-935-0087 atau email [email protected]," pungkasnya.