Harga Minyak Dunia Stabil Jelang Rilis Persediaan AS

Rabu, 28 Juli 2021 | 08:23 WIB
Harga Minyak Dunia Stabil Jelang Rilis Persediaan AS
Ilustrasi harga minyak dunia [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia relatif stabil menjelang rilis data persediaan Amerika yang akan diumumkan.

Mengutip CNBC, Rabu (28/7/2021) harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melemah 2 sen menjadi 74,48 dolar AS per barel.

Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, turun 26 sen, atau 0,4 persen menjadi menetap di posisi 71,65 dolar AS per barel.

Minyak WTI memangkas kerugian dalam perdagangan pasca-setelmen karena pasar bereaksi terhadap data API, diperdagangkan 71,89 dolar AS per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Tertekan Masifnya Penyebaran Virus Corona Varian Delta

Harga minyak mentah Amerika ditutup sedikit lebih rendah dan memangkas kerugian setelah laporan API tersebut.

Data API menunjukkan stok minyak mentah turun 4,7 juta barel untuk pekan yang berakhir hingga 23 Juli dan persediaan bensin menyusut 6,2 juta barel, sementara stok produk penyulingan merosot 1,9 juta barel, menurut narasumber.

Data inventaris resmi akan dirilis dari Badan Informasi Energi Amerika pada Rabu waktu setempat.

Inggris melaporkan jumlah kematian tertinggi dan pasien di rumah sakit dengan virus korona sejak Maret. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika akan merekomendasikan agar warga AS yang divaksinasi penuh memakai masker di dalam ruangan pada beberapa kasus, kata narasumber.

Amerika Serikat mengeluarkan peringatan perjalanan ke Spanyol dan Portugal karena meningkatnya kasus Covid-19.

Baca Juga: Harga Minyak Stagnan, Khawatir Kasus Covid-19 Melejit

Tokyo, tuan rumah Olimpiade, berada di jalur untuk melaporkan rekor jumlah kasus virus korona bahkan ketika para atlet terus bertanding.

Dana Moneter Internasional mempertahankan perkiraan pertumbuhan global 6 persen untuk tahun 2021, meningkatkan prospeknya untuk negara maju tetapi memotong estimasi bagi negara-negara berkembang yang berjuang dengan lonjakan infeksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI