Tren Bisnis Kosmetik untuk Segmen Plus Size Terus Alami Pertumbuhan

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 28 Juli 2021 | 07:22 WIB
Tren Bisnis Kosmetik untuk Segmen Plus Size Terus Alami Pertumbuhan
Ilustrasi kosmetik. (Pexels/Skitterphoto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasar kosmetik secara keseluruhan turut terkerek akibat dari tren body positivity, bahkan di tengah pandemi sekalipun. Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAK Indonesia) memproyeksi penjualan kosmetik tahun 2021 ini akan bertumbuh pada kisaran 7 persen.

Body positivity, atau singkatnya merupakan penerimaan setiap perubahan tubuh mulai dari bentuk, ukuran, hingga kemampuan tubuh seiring bertambahnya usia.

Yang perlu digaris bawahi, body positivity bukanlah legitimasi untuk tidak perduli dan merawat diri agar menjadi lebih baik, namun lebih kepada mengetahui kapasitas dan kebutuhan diri sendiri.

Berkat kampanye body positivity yang digalakan baik oleh artis, selebgram, hingga penyanyi ternama beberapa tahun belakangan, dan belakangan ini ada sesuatu yang unik yang membentuk persepsi masyarakat tentang standar kecantikan tubuh perempuan tidak lagi berpegang pada standar konvensional seperti harus kurus dan tinggi.

Baca Juga: 6 Potret Terbaru Marshanda dengan Tubuh Berisi, Tebarkan Pesan Body Positivity

Terlebih, hingga saat ini, masih terjadi perdebatan terakit standar kecantikan di masyarakat. Masih ada masyarakat yang berpegang pada stigma dan anggapan bahwa kecantikan itu identik dengan putih, mulus, tinggi, dan langsing.

Akibatnya, banyak pihak membanding-mandingkan bentuk fisiknya seseorang, memarginalkan perempuan dengan ukuran tertentu dan paling parah melakukan bullying.

Hal ini membuat kampanye body positivity semakin marak, pertama kali berkembang pada tahun 1960-an di Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri, telah berkembang sejak tahun 2012.

Tujuannya untuk memberdayakan wanita agar menerima tubuh dan fisik mereka sehingga dapat melepaskan diri dari rasa malu yang terkait dengan stereotip obesitas.

Sebagai gerakan sosial, kampanye ini berusaha membantu orang memahami bagaimana media sosial dan pesan-pesannya memengaruhi cara memandang tubuh. Harapannya, semua orang dapat memiliki hubungan yang lebih sehat dengan dirinya sendiri.

Baca Juga: 5 Tips Memilih MUA Pernikahan, Salah Sekali Bisa Menyesal Seumur Hidup!

Hal lain yang juga turut mendorong peluang bisnis kosmetik untuk segmen plus size adalah kanal digital termasuk juga media sosial. Menurut prediksi dari Credence Research, ada sebuh tren positif, terutama di kanal penjualan online.

Diperkirakan penjualan digital produk plus size melalui website, situs belanja online, ataupun media sosial akan mengalami pertumbuhan tertinggi dalam periode 2018-2026.

Alhasil, pasar kosmetik secara keseluruhan turut terkerek akibat dari tren body positivity ini. 

Hal ini didukung penelitian Euromonitor yang mengatakan pasar kecantikan dan perawatan diri di Indonesia diperkirakan tumbuh mencapai 8,46 miliar dolar AS pada 2022, tumbuh dari 6,03 miliar dolar AS pada 2019, yang didorong setidaknya 3 faktor, yakni usia rata-rata masyarakat Indonesia saat ini yang tergolong muda, sekitar 28 tahun, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik dapat menopang industry serta peranan media sosial yang turut berkontribusi besar.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, ada sekitar 25,8% dari jumlah penduduk perempuan di Indonesia dalam katagorie plus size, atau sekitar 19 juta penduduk. Bisa dikatakan, potensi pasar plus size sebenarnya masih sangat besar.

Saat industri kecantikan global maupun nasional ramai–ramai membicarakan tentang revolusi inklusif, setiap wajah harus memiliki tempat.

Bagi perempuan berukuran plus, sama dengan perempuan berukuran lainnya, riasan sangat memungkinkan mereka untuk menceritakan kisah mereka sendiri dengan cara mereka sendiri.

Kosmetik bisa dan telah membantu mengenalkan diri mereka, mengekspresikan diri lewat kreativitas warna dan kilau. Dengan mewakili mereka dengan lebih baik, industri kosmetik bisa menegaskan bahwa mereka ada untuk siapa saja yang ingin berpartisipasi.

Bahkan saat ini sudah ada brand skincare lokal yang menawarkan solusi pilihan khusus untuk perempuan berukuran plus di Indonesia, atau bisa dibilang satu satunya merek skincare yang memposisikan diri di segmen ini, namanya Fat Panda.

Fat Panda percaya bahwa produk mereka bisa meningkatkan kepercayaan diri wanita terutama bagi mereka yang istimewa dan memiliki keunikannya masing-masing.

Mereka ingin menunjukkan kepada industri kecantikan bahwa keindahan wanita bukan dilihat dari standar kecantikan melainkan bagaimana ia sebagai wanita merawat kulitnya.

“Masih ada pandangan atau keyakinan yang terkadang penuh mental "blocking" wanita pluz size, yang menurunkan kepercayaan diri mereka dan mempenjarakan diri mereka kepada satu stigma negative. Pada dasarnya Setiap wanita plus size adalah wanita autentik atau seseorang yang penuh kepercayaan diri, bahagia dan penuh kebebasan, serta bersosialisasi tinggi. Jadi brand kami ingin menghapus stigma negative terhadap pandangan fisik dan melekatkan prepective positive kepada seluruh wanita pluz size. Cantik tidak selalu berkorelasi dengan tubuh atau fisik yang ramping, dan sesunguhnya cantik merupakan suatu inerbeauty menarik dengan penuh kepercayaan diri untuk dapat bebas berekspresi,” kata Hengky budiman, selaku founder Fat Panda, dan juga pemilik perusahaan startup berbasis aplikasi mobile on demand services di Indonesia dalam keterangannya, Rabu (28/7/2021).

Fat Panda sendiri hadir dengan komitmen untuk mendukung body positivity dan meningkatkan kepercayaan diri melalui kulit yang cantik, bersinar, serta terawat, melalui serangkaian produk skincare rutin yang dapat menjadi solusi permasalahan kulit wajah wanita Indonesia.

Fat Panda ingin mengajak wanita plus size untuk mengucapkan "Selamat Tinggal" stereotip 'ideal' yang sering kita lihat dan dengar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI