PPKM Darurat Bikin Ekonomi Nasional RI Kian Melarat

Jum'at, 23 Juli 2021 | 19:58 WIB
PPKM Darurat Bikin Ekonomi Nasional RI Kian Melarat
ILUSTRASI - Sejumlah warga beraktivitas dengan latar belakang deretan gedung perkantoran di permukiman padat penduduk di kawasan Menteng Pulo, Jakarta, Rabu (16/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebijakan pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat ternyata semakin membuat perekonomian nasional kian melarat.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal bahkan secara gamblang mengatakan, sepanjang tahun ini pertumbuhan ekonomi paling tinggi hanya di kisaran 3 persen.

Target pemerintah yang mematok di angka 4 hingga 5 persen, dipikir oleh Faisal akan sulit tercapai.

"Untuk mencapai 4 persen itu susah. Saya masih percaya pada range lebih mengarah pada 3 persen, tetapi belum sampai lebih rendah dari itu," kata Faisal dalam sebuah webinar bertajuk 'Meneropong Pertumbuhan Ekonomi TW 3 Imbas PPKM Darurat',  Jumat (23/7/2021).

Baca Juga: Ketua PBNU: Pemerintah Selama Ini Main Sendiri Tangani Pandemi, Ajak Ngomong pun Tidak

Menurut dia, angka ini jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun 2020 yang tumbuh minus 2,07 persen.

Tak maksimalnya pertumbuhan ekonomi yang diimpikan oleh pemerintah pada tahun ini, adalah imbas penerapan sejumlah kebijakan seperti PPKM Darurat yang membuat aktivitas mobilitas masyarakat terbatas.

Situasi ini, kata dia, hampir sama dengan penerapan PSBB pada kuartal II 2020 meski tak seburuk tahun lalu.

"Tahun lalu memang kontraksinya dalam, sehingga dengan basis yang dalam untuk kemudian tumbuh lebih positif itu kemungkinannya menjadi lebih besar di tahun ini. Walaupun masih ada restriksi, kita bandingannya dengan kondisi PSBB yang paling buruk pada kuartal II tahun lalu," ungkapnya. 

Untungnya lanjut Faisal, ekonomi Indonesia terselamatkan dengan bagusnya nilai neraca perdagangan Indonesia yang terus mencatatkan nilai surplus.

Baca Juga: Terjepit Pandemi, Jalan Ikhtiar Ari Pemijat Difabel Banting Tulang Demi Obati Tumor Istri

Pada Juni 2021, total ekspor Indonesia mencatatkan nilai 18,55 miliar dolar AS naik 9,52 persen dibanding Mei 2021 atau naik 54,46 persen dibanding Juni 2020.

Menurut Faisal, ada dorongan yang luar biasa dari ekspor terhadap berbagai komoditas sehingga membantu pertumbuhan ekonomi tahun ini.

"Pada kuartal II tahun ini memang tumbuh tinggi sekali karena lonjakan harga terjadi hampir pada semua komoditas."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI