Suara.com - Harga emas dunia bergerak lebih tinggi karena saham dan imbal hasil obligasi Amerika yang kembali melemah.
Mengutip CNBC, Jumat (23/7/2021) harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi 1.804,45 dolar AS per ounce.
Sedangkan emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,1 persen menjadi 1.805,40 dolar AS per ounce.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun mundur setelah mencapai level tertinggi hampir satu pekan dan saham memangkas kenaikan di awal sesi karena sentimen risiko dibatasi oleh data yang menunjukkan klaim pengangguran Amerika melesat ke level tertinggi dua bulan.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Jadi Rp 946.000 per Gram
"Suku bunga riil sangat negatif, yang menunjukkan inflasi sedang memanas, dan tidak ada kemungkinan Federal Reserve dapat membuat suku bunga riil positif dalam jangka pendek, sehingga kita mendapati banyak kalangan yang menyadari bahwa kita perlu memiliki emas," kata Michael Matousek, Kepala Trader di US Global Investors.
Emas juga mendapatkan dukungan dari janji Bank Sentral Eropa (ECB) untuk mempertahankan suku bunga pada rekor terendah lebih lama lagi.
"Baik The Fed dan ECB cukup sinkron dalam memberikan lingkungan suku bunga yang lebih rendah lebih lama, dan itu akan positif bagi emas dalam jangka panjang," kata Edward Moya, analis OANDA.
Pertemuan kebijakan The Fed pekan depan mengikuti komentar dari Chairman Jerome Powell yang menyebutkan bahwa bank sentral akan tetap akomodatif meski terjadi lonjakan inflasi baru-baru ini.
Di tempat lain, perak naik 0,3 persen menjadi 25,29 dolar AS per ounce, paladium melambung 1,9 persen menjadi 2.704,01 dolar AS per ounce dan platinum meningkat 0,8 persen menjadi 1.088,43 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Harga Saham dan Imbal Hasil Obligasi di AS Naik, Kilau Emas Dunia Memudar