Para juru bayar, lanjut Arifin sudah menerapkan praktik prosedur kesehatan yang ketat, dengan menggunakan masker dua lapis, faceshield, dan handsanitizer.
Adalah Nur Rahmawati, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di RT 004 / RW 007 yang masuk dalam DTKS penerima BST. Dia merasakan hantaman pandemic ini begitu berat.
Suaminya yang berprofesi sebagai ojek online semakin tidak menentu pendapatannya karena PPKM. Belum lagi anaknya dirumahkan dari tempatnya bekerja karena badai pandemi membuat tempat usaha di mana anaknya bekerja harus memangkas tenaga kerja.
“Saya tetap mensyukuri berapapun BST ini, karena sangat menolong saya untuk bisa bayar kontrakan rumah, dan membeli kebutuhan pokok,” tuturnya.
Senada dengan Nur Rahmawati, Triono warga RT 003 / RW 007 juga merasakan dampak pandemi Covid-19 terutama dari sisi ekonomi.
Sebagai pengemudi harian di salah satu perusahaan di bilangan Jakarta, Triono pun terpaksa dirumahkan karena kondisi PPKM ini.
“Ekonomi rumah tangga ya jadinya tidak menentu karena pandemi ini. Tapi tetap saya syukuri karena masih diberi kesehatan. Saya berterimakasih pada pemerintah yang memberi bantuan tunai ini, yang diantarkan langsung sama Pos,” kata dia.
Menurut Triono BST sangat membantu keluarganya, soal cukup atau tidaknya, manusia selalu tidak merasa cukup. Tapi bantuan ini sangat disyukurinya,
BST yang dierima KPM kali ini merupakan program bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) yang ditujukan kepada KPM yang terkena dampak covid-19. BST ini
adalah pembayaran tahap ke14 dan 15, untuk bulan Mei dan Juni 2021. Para KPM mendapat Rp 600 ribu dalam penyaluran BST kali ini.
Baca Juga: Bantuan Sosial Tunai Rp 600 Ribu untuk Warga Banyuwangi Segera Cair, Ini Rinciannya