Dalam Musrenbangtannas Mentan Ungkapkan Program Kementan pada 2022, Apa Saja?

Rabu, 21 Juli 2021 | 12:32 WIB
Dalam Musrenbangtannas Mentan Ungkapkan Program Kementan pada 2022, Apa Saja?
Mentan, Syahrul Yasin Limpo. (Dok: Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program utama Kementan yang akan dilakukan pada 2022 adalah melakukan peningkatan produksi dan daya saing yang tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Hal ini dikemukakan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Pertanian Nasional (Musrenbangtannas) 2021. 

"Saya selalu mengatakan bahwa pertanian itu bukan proyek, tetapi program jangka panjang yang ujungnya adalah mensejahterakan rakyat melalui 3 M (maju, mandiri, modern). Karena itu, saya minta agar kegiatan yang telah disusun ini harus fokus pada aspek peningkatan produksi dan daya saing peningkatan ekonomi," ujar Mentan, Rabu (22/7/2021).

Menurut Mentan, kedua aspek program skala prioritas tersebut sangat penting untuk dilakukan, mengingat Indonesia dan dunia saat ini sedang menghadapi turbulensi ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

"Saya selalu membahasakan bahwa walaupun saat ini terjadi goncangan di seluruh dunia, tetapi yang harus tetap konsisten berjalan dan berproduksi itu adalah ketahanan pangan. Makanan adalah hal yang paling mendasar," katanya.

Baca Juga: Ekspor Pertanian Naik 33,04% di Juni, Kementan: Program Kami On The Right Track

Mentan mengatakan, berbicara pertanian pasti selalu berbicara tentang kesejahteraan. Pertanian adalah lapangan kerja dan selalu berkait dengan aspek kehidupan lainnya.

"Seperti yang saya bilang, ujung sektor pertanian adalah makanan rakyat. Pertanian itu lapangan kerja. Pertanian itu dasar sebuah daerah. Yang pasti, kita tidak boleh kendor, karena pertanian selalu mampu jadi penopang ekonomi nasional dan daerah. Sektor pertanian selama ini telah memberi kontribusi terhadap aspek kehidupan kita," katanya.

Dalam kondisi darurat akibat pandemi Covid-19 ini, ekspor sektor pertanian pada Juni 2021 mengalami kenaikan sebesar 33,04 persen (M-to-M) atau sebesar 15,19 persen secara (Y-on-Y). Secara nilai, ekspor sektor pertanian tercatat mencapai 0,32 miliar dolar AS, dengan ekspor nonmigas secara nasional menyumbang sebesar 93,36 persen dari total nilai ekspor Juni 2021 yang mencapai 18,55 miliar dolar AS, atau naik sebesar 9,52 persen.

Di samping itu, BPS juga mencatat sektor pertanian sejak triwulan II 2020 mengalami pertumbuh sebesar 16,24 (QtoQ) dengan nilai ekspor pada Januari-Desember naik sebesar 15,79 persen atau sekitar Rp451,77 triliun. Lalu pada triwulan 1 2021, sektor pertanian juga tumbuh meyakinkan dengan angka sebesar 2,95 (YonY).

Dengan angka dan capaian itu, maka Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada bulan Mei 2021 juga meningkat cukup signifikan, dimana terjadi secara konsisten yang dihitung sejak Oktober 2020 hingga Mei 2021.

Baca Juga: Kembangkan Produk Olahan Lokal, Kementan Dapat Apresiasi dari DPD Sumbar

NTP Okteber 2020 mencapai 102,25, kemudian pada November mencapai 102,86, Desember 103,25, Januari 103,26, Februari 103,10, Maret 103,29, April 102,93 dan bulan Mei tahun ini mencapai 103,29 atau naik sebesar 0,44 persen.

Begitupun dengan nilai tukar usaha petani yang naik konsisten sejak Oktober 2020, yakni sebesar 1002,42. Lalu pada November mencaapi 103,28, Desember 104,00, Januari 104,01, Februari 103,72, Maret 103,87, April 103,55 dan Mei bulan ini angkanya mencapai 104,04 atau naik 0,48 persen.

"Saya berharap ke depan, loncatan ini bisa 3 kali lipat. Apalagi kita punya geratieks (gerakan tiga kali ekspor), dan mudah-mudahan saja, kasus Covid-19 tidak naik dan mencekam," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI