Garuda Indonesia Butuh Pemimpin yang Cakap untuk Perbaiki Kinerja

Senin, 19 Juli 2021 | 10:09 WIB
Garuda Indonesia Butuh Pemimpin yang Cakap untuk Perbaiki Kinerja
Ilustrasi: Pesawat Garuda Indonesia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar Industri Penerbangan, California State University Fresno Hendra Soemanto menilai opsi pertama yaitu pemberian modal dan pinjaman dari pemerintah merupakan yang paling cocok untuk menyelamatkan Maskapai Garuda Indonesia.

Hendra menjelaskan, banyak yang menyayangkan keputusan manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang telah dengan sangat tegas memilih opsi kedua karena saat krisis terjadi.

Padahal, kata dia, opsi pertama merupakan opsi yang mendekati ideal, tentunya dengan dibarengi oleh tindakan cepat dan efektif untuk mempertahankan operasional secara menyeluruh.

"Dengan pendapatan yang anjlok, PT Garuda Indonesia harus memastikan bahwa mereka memiliki uang tunai yang cukup untuk mendanai operasi jangka pendek, memiliki cukup uang untuk menutupi lebih dari enam bulan operasi, menggunakan jalur kredit yang masih tersedia yang mereka buat sebelum krisis, mengajukan pinjaman baru, dengan opsi pertama yang ditawarkan pemerintah," ujar Hendra dalam keterangannya, Senin (19/7/2021).

Baca Juga: Garuda Indonesia dan Lion Air Batalkan Penerbangan Makassar - Gorontalo

Menurut Hendra, dengan opsi pertama pemerintah, PT Garuda Indonesia dapat mempertahankan likuiditas dan mempertimbangkan untuk mendapatkan berbagai bentuk paket bantuan keuangan.

Subsidi langsung dapat didistribusikan untuk membayar restrukturisasi utang yang jatuh tempo serta melunasi kewajiban terhadap pembayaran gaji yang tertunda dan kewajiban pembayaran pensiun dini, serta PHK karyawan.

"Bantuan keuangan langsung, paket stimulus dari pemerintah, pinjaman baru dari lembaga keuangan, dan pembebasan pajak adalah beberapa kriteria untuk mendukung opsi pertama tersebut," imbuhnya.

Dalam hal ini, tutur Hendra, Saat ini PT Garuda Indonesia memerlukan sosok para pemimpin yang mampu memberikan keputusan secara cepat, tepat, dan dikomunikasikan secara efektif serta transparan.

Sebelumnya, direktur utama PT Garuda Indonesia mengatakan bahwa perusahaan telah mengambil langkah efisiensi biaya dengan menawarkan opsi pensiun dini bagi karyawannya.

Baca Juga: Tak Main-main Dukung PPKM Darurat, AirAsia Setop Seluruh Penerbangan Sampai Agustus

Opsi pensiun dini ini diambil karena jumlah utang perusahaan yang makin membengkak di tengah pengurangan jumlah armada hingga 50 persen di masa pandemi.

"Sudah saatnya insan PT Garuda Indonesia, termasuk di dalamnya jajaran komisaris, direksi, serikat pekerja, dan karyawan bersatu untuk survive dalam kondisi krisis. Pihak manajemen juga sudah harus merubah mindset, untuk melakukan komunikasi intensif yang transparan terkait perkembangan kondisi perusahaan," pungkas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI