Neraca Perdagangan Masih Cetak Surplus 1,32 Miliar Dolar AS di Juni 2021

Kamis, 15 Juli 2021 | 13:57 WIB
Neraca Perdagangan Masih Cetak Surplus 1,32 Miliar Dolar AS di Juni 2021
Ilustrasi perdagangan.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2021 masih mencetak surplus sebesar 1,32 miliar dolar AS.

Surplus Juni ini lebih rendah dari bulan Mei 2021 yang mencapai 2,36 miliar dolar AS. Surplus neraca perdagangan pada bulan Juni didorong oleh ekspor Indonesia yang tetap kuat di sisi nonmigas dan migas.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan berharap kinerja ekspor ini akan berlanjut hingga ke bulan-bulan berikutnya sehingga ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih baik lagi.

"Surplus ini menggembirakan, karena selama 14 bulan terakhir ini neraca perdagangan kita selalu surplus," ucap Margo Yuwono dalam konfrensi pers virtualnya, Kamis (15/7/2021).

Baca Juga: Selain Ekspor, Kinerja Impor Juga Melesat di Juni 2021

Margo Yuwono menjelaskan kinerja ekspor menunjukan yang sangat baik, hal tersebut terlihat dengan raihan ekspor yang mencapai 18,55 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 9,52 persen (month-to-month/mtm), begitu juga secara tahunan atau year on year (yoy) meroket 54,46 persen.

Kenaikan ekspor ini disebabkan oleh meroketnya ekspor migas sebesar 27,23 persen mtm dan naiknya ekspor nonmigas sebesar 8,45 persen mtm.

Begitu juga dengan periode yang sama tahun lalu, dimana kinerja ekspor migas naik sebesar 117,15 persen, sementara ekspor nonmigas naik 51,35 persen yoy.

Dia menjelaskan, pertumbuhan ekspor pada Juni 2021 tersebut didorong oleh naiknya permintaan dari negara mitra dagang Indonesia, serta meningkatnya harga komoditas.

Terutama didorong oleh kenaikan ekspor minyak mentah sebesar 28,52 persen, hasil minyak 63,43 persen, dan gas sebesar 18,15 persen.

Baca Juga: Data BPS : Ekspor Juni 2021 Meroket Capai 18,55 Miliar Dolar AS

Sementara itu, ekspor nonmigas didorong oleh kenaikan ekspor besi dan baja sebesar 32,3 persen, kendaraan dan bagiannya sebesar 42,19 persen, dan kenaikan beberapa komoditas lainnya.

Sementara dari sisi impor, pada bulan tersebut tercatat impor mencapai 17,23 miliar dolar AS. Nilai impor tersebut melonjak 21,03 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, begitu juga dengan periode sama tahun lalu dimana nilai ekspornya melejit 60,12 persen.

Margo Yuwono menjelaskan bahwa impor migas naik sekitar 11,44 persen secara month to month yang didorong impor minyak mentah yang naik sebesar 101,48 persen. Sementara impor non migas juga naik sebesar 22,66 persen.

"Impor minyak mentah naik cukup besar, yakni sebesar 101,48 persen, sementara hasil minyak turun sebesar 14,32 persen, begitu juga impor gas yang turun sebesar 23,57 persen," papar Margo.

Sementara secara tahunan atau year on year (yoy), impor migas mencatatkan kenaikan yang cukup impresif sebesar 239,38 persen, begitu juga dengan nonmigas yang naik 48,08 persen.

"Diantaranya yang naik juga tinggi adalah impor minyak mentah yang naik sebesar 2,605 persen, kemudian hasil minyak naik 142,74 persen dan juga impor gas naik 20,52 persen," paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI