Suara.com - Harga minyak dunia meroket 2 persen setelah Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pasar harus memperkirakan pasokan yang lebih ketat saat ini.
Mengutip CNBC, Rabu (14/7/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak 1,33 dolar AS atau 1,8 persen menjadi 76,49 dolar AS per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, melesat 1,15 dolar AS atau 1,6 persen menjadi 75,25 dolar AS per barel.
IEA yang berbasis di Paris mengatakan penarikan penyimpanan global pada kuartal ketiga ditetapkan menjadi yang terbesar dalam setidaknya satu dekade, mengutip penarikan stok awal Juni dari Amerika Serikat, Eropa dan Jepang.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melemah Karena Kasus Covid-19 yang Terus Menggila
Harga minyak akan bergejolak, kata IEA, sampai perbedaan diselesaikan di antara anggota OPEC Plus. Kelompok tersebut melepaskan rekor pembatasan output yang disepakati tahun lalu untuk mengatasi pandemi.
Namun perselisihan mengenai kebijakan antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab membuat rencana untuk memompa lebih banyak minyak tertunda.
Pembicaraan nuklir antara kekuatan dunia dan Iran kemungkinan tidak akan dilanjutkan sampai setelah Republik Islam itu melantik presiden barunya bulan depan, membatasi sumber pasokan potensial lainnya.
Data industri pada stok Amerika, Selasa, menunjukkan bahwa persediaan minyak dan bensin turun pekan lalu, menurut dua narasumber pasar, mengutip angka American Petroleum Institute.
Stok minyak mentah menyusut 4,1 juta barel untuk pekan yang berakhir hingga 9 Juli, kata sumber tersebut, yang akan menjadi penurunan mingguan kedelapan berturut-turut.
Baca Juga: Pasokan di AS Menipis, Harga Minyak Dunia Bangkit Lagi