Suara.com - Harga minyak mentah dunia kembali bergerak menguat pada akhir pekan lalu, kenaikan ini dipicu setelah pasokan minyak AS mengalami penurunan.
Mengutip CNBC, Senin (12/7/2021) minyak mentah berjangka Brent naik naik 1,93 persen atau 1,43 dolar AS ke harga 75,55 dolar AS per barel. Kontrak berjangka West Texas Intermediate AS menetap 2,22 persen atau 1,62 dolar AS lebih tinggi ke posisi harga 74,56 dolar AS per barel.
Meski begitu harga berada di jalur penurunan mingguan sekitar 1 persen, terseret oleh kebuntuan pembicaraan antar Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tentang tingkat produksi.
Stok minyak mentah dan bensin AS turun dan permintaan bensin mencapai level tertinggi sejak 2019, demikian menurut data US Energy Information Administration (EIA) pada hari Kamis, menandakan peningkatan kekuatan dalam perekonomian.
Baca Juga: Usai Ambles, Harga Minyak Dunia Balik Arah Menguat
"Laporan stok EIA yang bullish membantu pasar minyak rebound ke dalam kegelapan," kata Stephen Brennock dari broker minyak PVM.
Kenaikan harga minyak dibatasi oleh kekhawatiran bahwa anggota OPEC + dapat tergoda untuk mengabaikan batas produksi yang telah mereka sepakati selama pandemi COVID-19, seiring pembicaraan terhenti karena kebuntuan antara produsen utama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Dua sekutu OPEC tersebut berselisih mengenai usulan kesepakatan yang akan membawa lebih banyak minyak ke pasar.
Rusia berusaha menengahi dalam upaya mencapai kesepakatan untuk meningkatkan produksi. Sumber OPEC + mengatakan pada hari Rabu. Amerika Serikat melakukan percakapan tingkat tinggi dengan para pejabat di Arab Saudi dan UEA, Gedung Putih mengatakan pada hari Selasa.
Sementara itu, penyebaran global varian delta virus corona dan kekhawatirannya dapat menghambat pemulihan ekonomi di seluruh dunia juga membebani harga minyak.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Terjun Bebas, Arab Saudi dan UEA Biang Keroknya