Suara.com - Menteri BUMN Erick Thohir mengusulkan adanya Penyertaan Modal Negara atau PMN kepada BUMN-BUMN pada 2022 sebesar Rp72,44 triliun. Dari total usulan tersebut mayoritas merupakan penugasan pemerintah yang wajib dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Saya ingin memamparkan PMN 2022, seperti yang disampaikan penugasan 80 persen, restrukturisasi 6,9 persen. Sehingga kalau dikumulatifkan 87 persen hal-hal yang tidak terelakan," kata Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (8/7/2021).
Ketua Pelaksana KPCPEN ini memaparkan, paling besar PMN yang didapat oleh PT Hutama Karya Persero sebesar Rp31,3 triliun. Dana itu, tutur Ercik digunakan untuk melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.
Selanjutnya, Erick juga mengusulkan adanya PMN untuk holding aviasi sebesar Rp9,1 triliun yang digunakan untuk menambah permodalan, penguatan restrukturisasi, pembebasan lahan, dan penyelesaian proyek KEK Mandalika.
Baca Juga: Begini Kabar Pembentukan Holding BUMN Aviasi-Pariwisata
Kemudian, ada PT PLN (Persero) yang diusulkan mendapat PMN Rp8,2 triliun untuk penugasan penyaluran listrikm, Lalu ada Bank BNI sebesar Rp7 triliun untuk pengembangan bisnis.
"lalu kembali ada Rp4,1 triliun untuk cost over run (Kereta Cepat PT KAI), lalu ada PT Waskita Karya sama buat penguatan modal RP 3 triliun, kemudian ada restrukturisasi Jiwasraya Rp2 triliun, lalu ada ada PT Adhi Karya menyelesaikan tol DIY Bawen Rp2 triliun," papar Erick.
Setelah itu, Mantan Bos Klub Inter Milan ini juga mengusulkan PMN untuk Perumnas sebesar Rp2 triliun untuk membangun perumahan MBR. Lalu, diusulkan juga Bank BTN sebesar Rp2 triliun.
"Serta PT RNI (Persero) juga penugasan pangan Rp1,2 triliun dan terakhir Damri Rp 250 miliar, dan totalnya Rp72,449 triliun. Dari rapat bulanan dengan Kemenkeu angka ini belum ketemu, tapi kurang lebih 90 persen dan kami tetap memberanikan diri meminta dukungan dari anggota dewan," pungkas Erick.
Baca Juga: Erick Thohir Buka Suara Soal TKA Asing di Proyek Infrastruktur