6.000 Kelompok Pembudidaya Telah Bergabung ke Ekosistem Digital eFishery

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 08 Juli 2021 | 15:21 WIB
6.000 Kelompok Pembudidaya Telah Bergabung ke Ekosistem Digital eFishery
Pembudidaya mitra eFishery.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - eFishery merupakan perusahaan rintisan (startup) yang fokus mengembangkan inovasi di bidang teknologi akuakultur demi mendorong produktivitas pembudidaya ikan dan udang di seluruh Indonesia.

Lebih dari 6.000 kelompok pembudidaya di lebih dari 250 kota/kabupaten di seluruh Indonesia telah bergabung dalam ekosistem digital eFishery dan merasakan berbagai dampak nyata yang dibawa oleh startup tersebut.

Pencapaian tersebut terangkum dalam Laporan Dampak (Impact Report) yang baru saja dirilis. Chief Executive Officer (CEO) dan Co-founder eFishery, Gibran Huzaifah menyatakan bahwa untuk menciptakan ekosistem akuakultur yang berkelanjutan dibutuhkan usaha bersama, dan melalui Impact Report ini ia berharap masyarakat Indonesia dapat melihat berbagai perkembangan yang perusahaannya berikan di sektor perikanan budidaya.

"Dengan semangat #TumbuhBersama eFishery ingin para pembudidaya dan stakeholder lainnya di bidang akuakultur tumbuh berdampingan bersama kami. Laporan ini menunjukkan sejumlah dampak positif yang telah kami ciptakan dan berbagai usaha kami dalam membangun ekosistem akuakultur yang adil dan berkelanjutan," kata Gibran ditulis Kamis (8/7/2021).

Baca Juga: Harga Belum Stabil, Pembudidaya Lobster di Lampung Tunda Panen

Perusahaan yang berdiri pada tahun 2013 ini memulai inovasi dengan menciptakan eFisheryFeeder dengan menggunakan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat memberikan pakan ikan dan udang secara otomatis.

Alat tersebut diketahui berhasil membantu pembudidaya menghemat penggunaan pakan hingga 30% dan meningkatkan kapasitas produksi hingga 26%. Siklus budidaya pun diketahui dapat menjadi lebih singkat sehingga petani mampu panen lebih cepat dan pendapatannya meningkat.

Data-data yang terekam dari teknologi eFisheryFeeder kemudian menciptakan ruang bagi eFishery untuk menghasilkan inovasi lainnya berupa credit scoring dan skema pembiayaan yang kemudian dikenal dengan nama eFisheryFund, layanan yang menghubungkan para pembudidaya secara langsung dengan institusi keuangan.

Hingga Mei 2021, eFisheryFund telah menyalurkan lebih dari Rp 70 miliar pembiayaan kepada lebih dari 1.700 pembudidaya ikan di Indonesia.

Tidak ketinggalan, di sektor hilir eFishery pun turut andil dalam menghubungkan pembudidaya dengan berbagai agen, distributor, dan mitra horeka (hotel, restoran, kafe).

Baca Juga: Disease Prevention System, Solusi Cegah Wabah Penyakit Di Tambak Udang

Mengutip dari laporan tersebut, secara keseluruhan eFishery telah berkontribusi sekitar US$ 26,85 juta atau setara Rp 390,43 miliar bagi perekonomian Indonesia melalui pendapatan yang diperoleh pembudidaya dan mitra lainnya.

Merujuk data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada Desember 2020 lalu, saat ini perikanan budidaya baru berkontribusi sebesar 16% dari total produksi 100 juta ton per tahun.

Namun dengan dukungan eFishery, Gibran optimis jumlah pendapatan sektor perikanan budidaya di Indonesia dapat terus tumbuh seiring dengan bertambahnya jumlah petani ikan dan udang yang bergabung ke dalam ekosistem digital eFishery.

"Potensi Indonesia di bidang perikanan budidaya sangat tinggi, namun kita masih tertinggal oleh negara lain seperti China karena mereka lebih unggul dalam penguasaan teknologi, khususnya intensifikasi produktivitas budidaya,” ujar Gibran.

“eFishery siap mendukung merealisasikan target pemerintah dalam meningkatkan produksi perikanan budidaya dengan beragam inovasi produk yang end-to-end dan sesuai dengan kebutuhan pembudidaya,” tambahnya.

Sementara itu, Pengamat Perikanan Universitas Padjadjaran, Yudi Nurul Ihsan menambahkan arah kebijakan digitalisasi sektor perikanan perlu diperkuat dengan pendampingan kepada petani budidaya ikan dan pelaku usaha.

Dengan menggunakan teknologi, ia yakin pembudidayaan ikan akan semakin efisien. Selain itu, pemerintah harus menyokong penuh rencana digitalisasi di sektor perikanan sebab potensi di sektor tersebut sangatlah vital.

"Solusi digitalisasi perikanan menjadi penting saat ini karena sebenarnya kita dapat memanfaatkan instrumen teknologi 4.0 dan penguatan multiplatform stakeholder diperlukan untuk memastikan bahwa mekanisme pengelolaan perikanan berbasis Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak baik vertikal maupun horizontal," kata Yudi.

Kontribusi eFishery di Tengah Pandemi

Tidak hanya melaporkan kontribusi eFishery bagi perekonomian nasional dalam beberapa tahun terakhir, Gibran Huzaifah menyebut perusahaannya beruntung tetap dapat membantu pemerintah dan masyarakat Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

Di pertengahan tahun 2020, eFishery meluncurkan sebuah program sosial untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi dengan memberikan 30 ton ikan ke lebih dari 10.000 orang tenaga kesehatan dan masyarakat lainnya.

“Agustus tahun lalu, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia minus 5,32% dan menjadi yang terendah sejak krisis moneter 1998. Banyak sektor yang terpukul, akibatnya lebih dari 3,5 juta orang kehilangan pekerjaan akibat pandemi,” ungkap Gibran.

“Kami beruntung mendapatkan pendanaan seri B pada akhir 2020 lalu dan dapat membuka ratusan lapangan pekerjaan di berbagai area rural di Indonesia. Selama pandemi tim kami jumlahnya telah meningkat hingga tiga kali lipat. Selain itu di akhir tahun lalu bisnis kami juga tercatat tumbuh 4 kali lipat dibanding tahun sebelumnya.” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI