Suara.com - Harga minyak dunia terjun bebas lebih dari 1 persen setelah investor mengkhawatirkan arti dari kegagalan pertemuan OPEC Plus pekan ini berdampak bagi produksi di seluruh dunia.
Pasar minyak mentah bergerak volatile selama dua hari terakhir setelah gagalnya diskusi antara produsen minyak terbesar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Mengutip CNBC, Kamis (8/7/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup di 73,43 dolar AS per barel, jatuh 1,10 dolar AS atau 1,5 persen.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, merosot 1,17 dolar AS atau 1,6 persen menjadi 72,20 dolar AS per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok, Usai OPEC+ Bubarkan Pertemuan
Kedua benchmark itu menguat lebih dari 1 dolar AS per barel di awal sesi, mirip dengan pergerakan Selasa.
Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC Plus, menahan pasokan selama lebih dari setahun sejak permintaan anjlok selama pandemi virus corona.
Kelompok itu mempertahankan hampir 6 juta barel per hari dari pengurangan produksi dan diperkirakan menambah pasokan, tetapi pertemuan tiga hari gagal untuk mengatasi perpecahan antara Saudi dan Emirat.
Untuk saat ini, perjanjian yang ada yang menahan pasokan tetap berlaku. Tetapi kegagalan tersebut juga dapat menyebabkan produsen, yang ingin memanfaatkan rebound permintaan, untuk mulai memasok lebih banyak minyak seperti diprediksi sebelumnya.
Rusia sekarang memimpin upaya untuk mengakhiri perpecahan antara Saudi dan UEA untuk membantu mencapai kesepakatan guna meningkatkan produksi minyak dalam beberapa bulan mendatang, kata narasumber OPEC Plus.
Baca Juga: OPEC Plus Batalkan Pertemuan, Harga Minyak Dunia Langsung Melesat
Menteri Energi Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, meredam kekhawatiran perang harga dalam sebuah wawancara dengan CNBC.