Octopus Ajak Masyarakat Kelola Sampah Plastik dengan Lebih Baik

Iwan Supriyatna Suara.Com
Selasa, 06 Juli 2021 | 07:47 WIB
Octopus Ajak Masyarakat Kelola Sampah Plastik dengan Lebih Baik
Ilustrasi Sampah Plastik.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah plastik dengan baik menjadi masalah yang belum kunjung bisa terpecahkan. Berangkat dari permasalahan tersebut, CEO sekaligus Co-Founder Octopus, Moehammad Ichsan kemudian membuat aplikasi Octopus yang memungkinkan penggunanya menyetorkan kemasan bekas pakai untuk didaur ulang.

Pengguna, dengan target utama anak muda yang sudah peduli lingkungan, akan mendapat imbalan seperti voucher potongan harga saat membeli kopi-kopi kekinian.

"Aplikasi pengumpulan kemasan bekas pakai, berkembang pesat seiring makin tingginya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, terutama memberdayagunakan produksi sampah secara sistematis," ujar Ichsan dalam diskusi Solusi Inovatif dan Public Private Partnership dalam Implementasi Ekonomi Sirkular yang digelar Danone ditulis Selasa (6/7/2021).

Saat ini, jelas Ichsan, Octopus memiliki 3 mobile apps, yaitu untuk pengguna (consumers), pelestari (waste collectors), dan pebisnis produksi sampah (checkpoints).

Ketiga aplikasi ini telah besinergi sangat baik, hingga selama 6 bulan terakhir, Octopus telah berhasil mengumpulkan 9,9 juta produk sampah dari para pengguna. Yang membanggakan, salah satu pelestari Octopus meraih penghasilan sejumlah 10,4 juta rupiah dalam satu bulan pada Oktober 2020.

"Dengan alasan kami ingin mulai berinovasi dari Indonesia bagian timur. Mengenai bagaimana cara-cara sampah yang dikonsumsi tidak lari ke tempat sampah ataupun dibuang, tapi bisa menjadi penggerak industri daur ulang yang dapat meningkatkan aktifitas sirkular ekonomi," kata Ichsan.

Hingga saat ini Octopus Indonesia memiliki 35 ribu pengguna aplikasi, 1.600 mitra pengepul dan bank sampah tempat Pelestari menyetorkan sampah yang diangkut. Aplikasi Octopus telah hadir di kota Makassar, Badung (Bali), Gianyar (Bali), Denpasar, dan akan segera hadir di Bandung.

Dalam kesempatan yang sama, CEO PT Reciki Solusi Indonesia, Bhima Aries Diyanto mengatakan, pengelolaan sampah harus maksimal dan memberikan manfaat kepada masyarakat. Untuk itu, perlu dicarikan solusi yang lebih optimal agar jumlah sampah bisa terkendali dan mendatangkan manfaat yang lebih besar.

"Sampah yang ditampung dilakukan sorting yakni sampah organik dan sampah plastik. Sampah organik kemudian dilakukan daur ulang menjadi kompos yang akan disalurkan kepada masyarakat secara gratis. Sedangkan sampah plastik dipilah menjadi sampah high value dan sampah low value yang masih bisa di daur ulang sedangkan sisanya yang sudah tidak dapat diolah masuk ke TPA," ujarnya.

Baca Juga: Cara Komunitas Sungai Watch Bersihkan Sungai di Bali dari Sampah Plastik

Menurut dia, untuk mengatasi masalah sampah salah satunya dengan penerapan sampah sirkular. Dibandingkan dengan pengolahan sampah linear, kata dia, pengolahan sampah sirkular membentuk ekonomi sirkular, menggunakan sedikit lahan TPA, membuka lapangan kerja baru dan menyuburkan tanah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI