Suara.com - Kementerian Keuangan mencatat, sampai semester I 2021, pendapatan negara telah mencapai Rp 886,9 triliun. Angka ini tumbuh sekitar 9,1 persen kalau dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Angka Rp 886,9 triliun ini adalah 50,9 persen dari target APBN 2021 yaitu Rp 1.743 ,6 triliun. Nah, pertumbuhan pendapatan negara 9,1 persen ini, dibandingkan tahun lalu yang mengalami kontraksi 9,7 persen, terbilang kenaikan sangat tinggi dan bagus," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konfrensi pers virtualnya, Senin (5/7/2021).
Sri Mulyani menjelaskan, pendapatan negara tersebut terdiri dari penerimaan pajak yang sudah mencapai Rp 557,8 triliun.
Atau, kata Sri Mulyani, 45,4 persen dari target tahun ini Rp 1.229,6 triliun. Angka ini tumbuh mendekati 5 persen, 4,9 persen.
Baca Juga: Lagi, Sri Mulyani Bakal Potong Anggaran Belanja K/L Demi Biayai Covid-19
"Tahun lalu penerimaan pajak mengalami hantaman yang sangat kuat, kontraksi sampai 12 persen, atau hanya Rp 531,8 triliun," ucapnya.
Untuk sektor bea dan cukai juga sudah terkumpul Rp 122,2 triliun atau 56,9 persen dari target Rp 215,0 triliun. Angka ini tumbuh sampai 31,1 persen sendiri dibanding tahun lalu.
"Tahun lalu itu tumbuhnya 8,8 persen. Jadi terjadi kenaikan yang meloncat lebih tinggi lebih dari 3 kali lipat dari pertumbuhan penerimaan kepabeanan," ungkapnya.
Untuk PNBP sudah mencapai Rp 206,9 triliun. Ini merupakan kenaikan 11,4 persen dibanding tahun lalu Rp 185,7 triliun. Ini juga suatu pemulihan luar biasa karena tahun lalu PNBP terkontraksi 11,2 persen.
"Jadi kalau dilihat dari penerimaan negara terjadi geliat pemulihan ekonomi yang terekam cukup kuat."
Baca Juga: Anggaran Kesehatan Terus Membengkak, Kini Naik Lagi Jadi Rp 193 Triliun