“Ini merupakan kali pertama Indonesia membangun industri diagnostik. Meskipun kita tertinggal 2-3 dekade ketimbang negara maju, namun Biofarma telah berhasil mencatat prestasi penting selama masa pandemi. Pastinya masih diperlukan beberapa penambahan sehingga alat uji Bio Saliva ini akan semakin sempurna, maka harus kita dorong percepatan penyempurnaan produk. Masukan dari berbagai pihak ditahap limited release ini sangat membantu. Kita tidak boleh tertinggal,” ujar Direktur Utama BioFarma Honesti Basyir.
Bio Farma saat ini tengah melakukan uji post market BioSaliva di 3 (tiga) laboratorium, sejalan dengan limited release, yang ditunjuk oleh Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan & PKRT:
- Lab Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
- Lab Biomedik Lanjut Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
- Lab Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Honesti juga menekankan bahwa dukungan selama sebulan kedepan dari berbagai pihak sangat penting untuk penyempurnaan produk yang diharapkan berguna untuk meningkatkan kapasitas tracing nasional.
Untuk mempermudah akses masyarakat kepada metoda tes yang nyaman ini, mulai 3 Juli 2021, pengecekan dengan menggunakan Bio Saliva dapat dilakukan di laboratorium GSI Kuningan dan Cilandak (limited releases).
Akses kepada metoda tes ini selanjutnya akan diperluas ke lebih banyak laboratorium klinis di seluruh Indonesia yang merupakan mitra dari PT. Bio Farma.