Suara.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, era 4.0 telah dilewati dan Indonesia akan segara memasuki era 5.0. Pertanian akan tetap menjadi sektor penting di era itu, sehingga pemanfaatan teknologi dan mekanisasi di bidang pertanian sudah tidak bisa dihindari.
“Menurut saya, bangsa yang maju adalah bangsa yang agamanya baik dan pertaniannya bagus. Artinya, kalau mau desanya bagus, kecamatan bagus, kabupaten bagus, provinsi bagus, dan negara bagus, maka perbaiki agama dan pertanian,” ungkapnya, saat membuka acara di BBPP Batangkaluku, Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (4/7/2021).
Kehadiran Mentan tersebut dalam acara Pelatihan Pemanfaatan Alsintan (alat dan mesin pertanian) untuk Meningkatkan Produktivitas Tanam Padi, kepada ribuan penyuluh dan petani di Indonesia. Acara dihadiri ribuan peserta secara luring (virtual), yang diselenggarakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).
Pria yang pernah menjadi Gubernur Sulawesi Selatan tersebut menegaskan, a bertani itu hebat dan keren. Bahkan saat Covid-19 menghentak dunia dan membuat semua orang tidak berdaya termasuk perekonomian dunia melambat, pertanian mampu menjadi sektor yang tetap bertahan dan tumbuh.
Baca Juga: Kementan Kawal Petani Purwakarta Kendalikan Tikus
“Kalau kita lihat dari PDB, hanya pertanian yang naik, sektor lain semua minus. Ekspor kita juga naik 15,79 persen, dengan nilai Rp451,77 triliun di 2020. Tahun ini, baru triwulan I saja, kita sudah menyumbang 39,99 persen. Ini artinya, pertanian memang dibutuhkan,” katanya.
Sebagai pelaku utama pembangunan pertanian di Indonesia, ungkap SYL, kinerja pertanian juga ditentukan oleh kerja penyuluh dan petani. Ia medorong BPPSDMP agar mampu memberi pelatihan dan mencetak tenaga-tenaga terlatih untuk terus menggerakan pertanian ke arah yang lebih maju, mandiri dan modern.
“BPPSDMP dengan semua kadis harus siapkan orang dan dilatih untuk menaikkan kualitas pertanian. Naikkan Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian, siapkan 1 juta orang,” tuturnya.
Penggunaan teknologi, lanjutnya, dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Kualitas SDM sangat penting, termasuk penggunaan mekanisasi.
Ia berharap, Agriculture War Room (AWR) yang dibangunnya dapat mendukung pembangunan pertanian di segala aspek, mulai dari mempersiapkan SDM yang terlatih hingga penjualan hasil petani berbasis digital.
Baca Juga: Kementan Nilai Pemanfaatan KUR di Provinsi Bali Cukup Tinggi
“Kita harus hadirkan inovasi untuk mendukung itu. Misalnya, menghadirkan traktor taksi di setiap kabupaten. Negara lain sudah pakai teknologi, kita juga. Pertanian tidak boleh hanya teori. PPL harus pegang HP dan terhubung dengan AWR setiap Jumat. Litbang harus maksimal, ciptakan varietas baru. Cari tahu, mengapa Amerika dan Jepang bisa unggul. Karena kita seharusnya juga bisa seperti mereka,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan, pihaknya telah melaksanakan sejumlah pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian.
“Kita sudah memulai pelatihan pemupukan berimbang, pelatihan kesuburan tanah, pelatihan varites padi jagung kedele, pelatihan kewirausahaan pertanian, juga pemanfaatan KUR. Kali ini, kami melakukan pelatihan pemanfaatan alsintan untuk meningkatkan produktivitas tanaman,” katanya.
Dedi menjelaskan, pelatihan kali ini diikuti 120 orang secara offline, dan secara online melalui zoom sebanyak 1000, sedangkan melalui Youtube, sekitar 11.000 orang yang tergabung mengikuti pelatihan ini, dengan rincian 8000 adalah penyuluh, dan 2700 adalah petani, utamanya petani milenial.
“Pada pelatihan ini, peserta akan diberikan materi mengenai teknis operator traktor roda 2 dan roda 4, pembuatan pupuk organik seperti kompos, pembuatan pestisida nabati, termasuk juga pemanfaatan KUR,” katanya.