Suara.com - Harga emas dunia bangkit usai anjlok 7 persen lebih sepanjang bulan Juni lalu. Kali ini harga logam kuning tersebut menguat kembali setelah para trader memborong emas karena kekhawatiran atas penyebaran virus corona varian Delta yang lebih menular.
Mengutip CNBC, Jumat (2/7/2021) harga emas di pasar spot menguat 0,2 persen menjadi 1.773,09 dolar AS per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup meningkat 0,3 persen menjadi 1.776,80 dolar AS per ounce.
Emas membukukan kerugian bulanan terbesar sejak November 2016 pada Juni, terbebani perubahan hawkish Federal Reserve.
Suku bunga yang lebih tinggi cenderung mendorong opportunity cost yang lebih tinggi untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca Juga: Orang Paling Berisiko Terinfeksi Virus Corona Varian Delta dan Berita Kesehatan Lain
Tetapi beberapa investor kembali membeli emas sebagai safe-haven karena penyebaran varian Delta virus korona, dengan Prancis menunda pelonggaran pembatasan di wilayah Landes.
Fokus sekarang tertuju pada laporan nonfarm payrolls, Jumat untuk petunjuk tentang garis waktu perubahan kebijakan moneter Amerika, setelah pejabat Federal Reserve menyebutkan bank sentral harus melonggarkan pembelian aset tahun ini.
Sementara itu, penguatan emas juga terhambat oleh nilai tukar dolar yang kuat.
Di tempat lain, perak turun 0,5 persen menjadi 25,98 dolar AS per ounce, paladium melemah 0,5 persen menjadi 2.764,66 dolar AS per ounce, dan platinum naik 0,8 persen menjadi 1.081,30 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Covid Varian Delta Merajalela, Luhut Batal Buka Pariwisata Bali buat Turis Asing