Indeks PMI Indonesia Melemah, Lonjakan Kasus Covid-19 Jadi Biang Keroknya

Kamis, 01 Juli 2021 | 21:42 WIB
Indeks PMI Indonesia Melemah, Lonjakan Kasus Covid-19 Jadi Biang Keroknya
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu. [Tangkapan layar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Purchasing Managers Index Manufaktur Indonesia Bulan Juni 2021, mengalami pelemahan menjadi 53,5 dari bulan sebelumnya yang berada di posisi 55,3.

Meski begitu, angka PMI di atas 50 masih menandakan sektor manufaktur dalam tahap ekspansif.

Untuk diketahui, PMI atau indeks manajer pembelian adalah indikator ekonomi yang diperoleh dari survei bulanan perusahaan sektor swasta.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, peningkatan yang agak melambat terjadi pada aktivitas bisnis termasuk output dan new order dari ekspor.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melejit, APBN Makin Kerja Keras

"Meski demikian, kondisi bisnis yang tercermin dari output serta pemintaan domestik dan ekspor masih menunjukkan ekspansi," Febrio dalam keterangan persnya, Kamis (1/7/2021).

Tak hanya itu kondisi ketenagakerjaan juga relatif stabil seiring dengan penambahan jumlah tenaga kerja yang berpengaruh pada peningkatan kapasitas produksi.

Namun, kata dia, ekskalasi kasus pandemi covid-19 menjadi hambatan bergeraknya angka PMI Manufaktur.

Peningkatan penyebaran varian covid-19 menyebabkan terjadinya peningkatan penumpukan pekerjaan dan perlambatan pemenuhan pesanan.

"Di lain sisi, tekanan pada harga juga terus terjadi dimana kenaikan harga input dan output yang relatif cepat pada bulan Juni menjadi penyebab utama inflasi," katanya.

Baca Juga: Anak Buah Sri Mulyani Disemprot DPR Soal Sembako Bakal Kena Pajak

Febrio menyatakan, optimisme penguatan  kondisi bisnis masih dibayangi bagaimana eskalasi COVID-19.

“Kondisi pemulihan ekonomi ke depan akan ditentukan oleh efektivitas upaya menurunkan kasus harian covid-19. Sensitivitas ini telah kita lihat pada periode Q1, di mana PPKM Mikro diterapkan dan berhasil menurunkan kasus,” ungkap Febrio.

Untuk itu, urgensi menurunkan kasus covid-19 harus menjadi perhatian seluruh pihak. Pada sisi pemerintah, penanganannya melalui program 3T (testing, tracing, treatment) dan vaksinasi.

Sementara di sisi masyarakat yakni terus melaksanakan protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI