Suara.com - Bekerja sebagai seorang security atau satuan pengamanan, yang harus memberikan rasa aman dan nyaman kepada semua orang, membuat Junaedi (46) harus selalu memiliki kondisi yang fit dan bugar. Tetapi apa daya, dalam beberapa bulan terakhir, ia menderita infeksi usus, yang membuat dirinya bekerja tidak maksimal.
Infeksi usus atau enterokolitis adalah peradangan yang terjadi pada usus kecil maupun usus besar. Diare dan muntah-muntah merupakan gejala yang umum dirasakan oleh penderita kondisi ini.
Junaedi menderita infeksi usus di pankreas, dengan gejala sering muntah, tetapi karena ketidaktahuannya, ia mengira hanya masuk angin biasa saja.
“Saya sering mengalami muntah-muntah karena penyakit saya ini, tetapi saya kira ini masuk angin biasa. Lama-kelamaan kok tambah parah dan akhirmya saya memutuskan membawanya ke dokter untuk melakukan pengecekan,”ucap Junaedi
Baca Juga: Ketahui Risiko Penyakit Sejak Dini Melalui Fitur Skrining pada Aplikasi Mobile JKN
Setelah dibawa ke dokter disampaikan perihal penyakitnya yang harus dilakukan diagnosis dengan beberapa tahapan. Proses diagnosis diawali dengan pemeriksaan gejala dan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh. Dokter juga akan mengajukan pertanyaan terkait faktor risiko yang dimilikinya.
Setelah itu, proses diagnosis dilanjutkan dengan tes darah atau feses. Tes darah biasanya digunakan untuk mendeteksi kadar meningkatnya sel darah putih, yang merupakan respons alami tubuh terhadap infeksi. Sedangkan pemeriksaan feses digunakan untuk mendeteksi jenis organisme penyebab infeksi.
“Banyaklah mas tahapanya waktu itu, mulai dari pemeriksaan kondisi tubuh sampai cek darah yang dilakukan dokter pada saya, pada saat itu yang saya fikirkan bukan penyakit saya tetapi dengan pengecekan segitu banyaknya berapa biayanya nanti, jadinya pada saat pengecekan saya tegang bukan karena sakit tetapi karena memikirkan tagihannya,” jelas Junaedi.
Hasil dari diagnosis dokter, ia menderita infeksi usus yang harus segera mendapatkan pengobatan secara teratur, mulai dari memperbanyak minum,mengatur pola dan menu makan,mengkonsumsi cairan rehidrasi serta meminum obat secara teratur.
“Saya diberi tahu dokter, kalau saya menderita infeksi usus dan harus minum obat secara teratur serta mengatur pola dan menu makan. Saya juga disarankan minum air putih yang banyak,” tegas Junaedi.
Baca Juga: Rasakan Manfaat Pelayanan Kesehatan, Rapik Bersyukur Jadi Peserta JKN-KIS
Junaedi menambahkan, setelah mendapatkan penjelasan dan saran dari dokter, ia mendapatkan resep untuk menebus obat di apotek rumah sakit.
“Allahu akbar, semua masalah pasti ada jalannya. Saya dikasih resep oleh dokter dan saya langsung ambil obat di apotek rumah sakit. Setelah itu, saya tanya suster yang ada di loket pembayaran, berapa biayanya dan ternyata semua gratis berkat adanya kartu JKN-KIS, terima kasih ya Allah terima kasih BPJS Kesehatan,” jelas Junaedi.
Berkat pengalamannya menggunakan kartu JKN-KIS ini Junaedi berharap semua masyarakat lebih peduli terhadap program ini dan dapat merasakan keberadaanya.
“Saya tidak tahu harus berbuat apa, hanya rasa syukur dan terima kasih kepada BPJS Kesehatan, dimana saya mendapatkan pengobatan hingga sembuh tanpa biaya sedikitpun. Semoga masyarakat lebih peduli terhadap program ini dan ke depan, BPJS Kesehatan semakin berkembang dan masyarakat dapat merasakan keberadaaannya,” pungkas Junaedi.