Suara.com - Harga minyak naik tipis karena harapan untuk pemulihan permintaan yang tetap baik, meski adanya ancaman dari virus corona varian Delta yang lebih menular.
Mengutip CNBC, Rabu (30/6/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup menguat 8 sen, atau 0,1 persen menjadi 74,76 dolar AS per barel, setelah merosot 2 persen pada sesi Senin.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, bertambah 7 sen, atau 0,1 persen menjadi 72,98 dolar AS per barel, setelah anjlok 1,5 persen pada penutupan Senin.
Permintaan pada 2021 diperkirakan tumbuh 6 juta barel per hari (bph), dengan 5 juta barel per hari di semester kedua, tutur Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo.
Dia mengatakan pada pertemuan Joint Technical Committee OPEC Plus, aliansi yang terdiri dari negara anggota OPEC, Rusia dan sekutu mereka.
"Faktor 'wild card' saat ini adalah 'Varian Delta' virus korona yang mengakibatkan lonjakan kasus dan pembatasan baru di banyak wilayah," kata Barkindo dalam sebuah pidato.
Kelompok produsen itu diperkirakan meningkatkan produksi secara bertahap sebagai tanggapan atas permintaan.
Proyeksi permintaan OPEC menunjukkan pada kuartal keempat pasokan minyak global akan di bawah permintaan sebesar 2,2 juta bph, memberikan ruang bagi produsen untuk sepakat menambah output.
Pasar memperkirakan peluncuran program vaksinasi bakal mencerahkan prospek permintaan, bahkan ketika varian baru melesat, kata para analis.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Kembali Melejit, Harga Minyak Dunia Langsung Anjlok
Spanyol dan Portugal tujuan liburan musim panas favorit bagi orang Eropa memberlakukan pembatasan baru pada warga Inggris yang tidak divaksinasi, sementara Australia juga menghadapi pembatasan yang lebih ketat karena penyebaran virus di negara itu.