Kasus Covid-19 Melejit, Kemenkes dan BPOM Ajak Masyarakat Konsumsi Obat Herbal Indonesia

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 25 Juni 2021 | 08:20 WIB
Kasus Covid-19 Melejit, Kemenkes dan BPOM Ajak Masyarakat Konsumsi Obat Herbal Indonesia
Dialog Nasional bertema Kiprah 17 Tahun Obat Modern Asli Indonesia Fitofarmaka.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir mendapat perhatian seluruh pihak. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan, jumlah penderita Covid-19 bertambah 20.574 orang pada 24 Juni 2021 menjadi total 2,05 juta pasien. Sementara yang sembuh ada 1,82 juta orang dan meninggal dunia sebanyak 55.949 jiwa.

Tidak heran jika pemerintah kembali memperketat aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro mulai 22 Juni sampai 5 Juli 2021.

Anjuran 3M pun kembali digaungkan, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak.

Selain itu, pemerintah juga mengimbau warga untuk meningkatkan imunitas tubuh dengan mempermudah dan menambah kegiatan vaksinasi, mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berolahraga.

Serta meminum suplemen atau obat-obatan yang dapat mempertebal daya tahan tubuh terhadap serangan virus atau biasa disebut imunomodulator.

Arianti Anaya, Plt Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes menuturkan, di tengah meningkatnya kasus Covid-19 semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya mengonsumsi imunomodulator yang diproduksi dari tanaman-tanaman obat asli Indonesia.

"Kalau pandemi ini berkepanjangan, tentu akan lebih bagus mengonsumsi obat herbal yang bahan bakunya dari dalam negeri. Semakin banyak obat modern asli Indonesia (OMAI) jenis fitofarmaka dicari masyarakat, maka suatu saat nanti kita tidak akan lagi bergantung pada obat-obatan berbahan baku impor," ujar Arianti saat menjadi pembicara Dialog Nasional bertema Kiprah 17 Tahun Obat Modern Asli Indonesia Fitofarmaka ditulis Jumat (25/6/2021).

Ia menambahkan, sudah menjadi tugas Kemenkes untuk mengedukasi masyarakat dan tenaga kesehatan agar lebih yakin dan mencintai OMAI produksi dalam negeri.

"Pandemi ini jadi momentum meningkatkan konsumsi OMAI. Namun untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat itu butuh waktu, sehingga kami berpikir perlu regulasi yang sifatnya memaksa," katanya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Riau Tambah 295 Positif, 176 Sembuh, 11 Meninggal

Menurut Arianti, saat ini instansinya tengah menyusun formularium khusus OMAI. Sehingga nantinya obat-obatan herbal buatan dalam negeri bisa masuk dalam daftar obat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang bisa diberikan kepada pasien peserta BPJS Kesehatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI