Program Optimasi Lahan Rawa Jadi Opsi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman

Kamis, 24 Juni 2021 | 15:22 WIB
Program Optimasi Lahan Rawa Jadi Opsi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Program Optimasi Lahan Rawa. (Dok: Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program Optimasi Lahan Rawa merupakan salah satu opsi untuk meningkatkan indeks pertanaman sawah lahan rawa di Indonesia. Selain itu juga untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.

"Optimasi lahan rawa sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional, yaitu menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor," kata Mentan, Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggulirkan Program Optimasi Lahan Rawa, yang kali ini direalisasikan untuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Setia Jaya, di Desa Palas Jaya, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menuturkan, program ini tak hanya meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas lahan sawah rawa, tetapi juga menaikkan taraf kesejahteraan petani. Ali yakin, peningkatan produktivitas pertanian melalui optimasi lahan rawa bukan hal tak mungkin.

Menurut Ali, Indonesia memiliki lahan sawah rawa eksisting seluas 1,5 juta hektare, yang berpotensi untuk dioptimalkan pemanfaatannya. Jika potensi itu dikembangkan, maka peningkatan produktivitas bukan hal mustahil untuk diwujudkan.

"Memang ada beberapa kendala yang dihadapi untuk merealisasikan program optimasi lahan rawa tersebut," papar dia.

Kendala itu, diantaranya adalah tingkat kesuburan lahan yang rendah, kemasaman tanah yang tinggi, rezim air yang fluktuatif sehingga genangan air biasanya tinggi pada saat banjir/pasang, serta dangkal dan mengalami kekeringan pada saat musim kemarau.

"Selain itu, kendala lain yang dihadapi adalah infrastruktur lahan dan air yang masih sangat terbatas dan belum berfungsi dengan optimal," ulasnya.

Kendala lain adalah rendahnya produktivitas tanaman di daerah rawa, yang disebabkan oleh kurangnya suplai air ke sawah dan pupuk dolomit untuk menyuburkan lahan.

Baca Juga: DPR Sebut Agriculture War Room di Kementan Keren!

Namun, kata dia, hal itu bisa kita atasi dengan teknologi, pupuk yang bagus dan mekanisasi pertanian, maka lahan rawa dapat dimaksimal dengan sistem yang lebih baik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI