Pupuk Indonesia Siapkan 670 Juta Dolar AS untuk Revitalisasi Pabrik Pusri IIIB

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 24 Juni 2021 | 12:31 WIB
Pupuk Indonesia Siapkan 670 Juta Dolar AS untuk Revitalisasi Pabrik Pusri IIIB
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman. (Foto: Antaranews.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan investasi sebesar 670 Juta Dolar AS untuk proyek revitalisasi pembangunan pabrik Pusri IIIB di Palembang. Rencana kapasitas Pusri IIIB sebesar 907 ribu ton per tahun untuk Urea dan 445 ribu ton per tahun untuk Amonia.

"Kalau mengacu pada tender-tender sebelumnya dengan kapasitas yang sama, proyek mencapai 500 juta dolar AS, tapi dengan akan adanya cost lain seperti financing cost dan lain-lain jadi kita anggarkan sampai 670 juta dolar AS," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VI DPR RI di Jakarta, Kamis (24/6/2021).

Bakir menerangkan, kebutuhan investasi tersebut rencananya akan dipenuhi melalui self financing dan bank loan financing. Proyek tersebut rencananya akan dimulai konstruksinya pada maret 2022 dan ditargetkan rampung pada Juni 2025.

Rencana suplai gas, lanjut Bakir, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang sudah menandatangani beberapa MoU, yang berdasarkan rekomendasi dari SKK Migas.

Baca Juga: Pupuk Indonesia Teken MOU Gas Pabrik Pupuk dan Petrokimia di Papua Barat

Kebutuhan gas untuk pabrik baru ini sendiri mencapai 71 BBTUD (Billion British Thermal Unit Per Day).

"Sudah dilakukan pendatanganan MoU agar security suplai gas nya at least selama 20 tahun terjamin, dan ini juga didukung oleh Kementerian ESDM dan SKK Migas. Pada 17 Juni 2021 kita sudah tandatangani MoU dengan Petrochina Jabung dan Repsol Sakakemang," ujar Bakir.

Saat ini, Pupuk Indonesia tengah menunggu alokasi dan penetapan harga gas dari Kementerian ESDM, yang diharapkan pada Juli sudah keluar. Selanjutnya diharapkan penandatanganan jual beli gas bisa dilakukan di Desember 2021.

"Sehingga saya rasa masalah soal gas itu bisa resolved. Ini masih sesuai jadwal dan pendanaan," ucapnya.

Kendati demikian, Bakir menyampaikan bahwa saat ini terdapat kendala terkait dengan masalah pada pendangkalan Sungai Musi yang menyulitkan pengangkutan pupuk dan amonia dengan kapal.

Baca Juga: Soal Surat Bupati Karolin, Ini Tanggapan Pupuk Indonesia

Dalam catatan Pupuk Indonesia, kondisi Sungai Musi saat ini terjadi pendangkalan di lima titik, dengan laju pendangkalan sekitar 0,6 m per tahun. Kedalaman pada saat surut sekitar 4 meter, sementara pada saat pasang kedalaman mencapai 6-7 meter.

Hal tersebut berdampak pada pengapalan urea yang hanya bisa mengangkut sekitar 6 ribu - 7 ribu ton per hari dari kebutuhan 11 ribu ton per hari. Ukuran Kapal yang bisa melalui Sungai Musi pun saat ini hanya bisa untuk kapasitas 6000-8000 DWT, masih jauh dari kebutuhan ideal.

"Diperlukan perbaikan alur sungai musi dalam rangka memperbaiki kinerja shipping out. Kami sudah bertemu dengan Gubernur, disampaikan bahwa ini adalah anggaran pemerintah pusat, bukan pemerintah provinsi. Sehingga dari itu tidak bisa provinsi melakukan pendalaman. Nah ini juga menjadi kendala," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI