Suara.com - Harga minyak mentah menguat pada perdagangan hari Rabu, dengan Brent melampaui 76 dolar AS per barel ke level tertinggi sejak akhir 2018.
Mengutip CNBC, Kamis (24/6/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 38 sen, atau 0,5 persen menjadi 75,19 dolar AS per barel.
Pada sesi itu Brent sempat menyentuh 76,02 dolar AS per barel setelah data EIA dirilis, itu adalah level tertinggi sejak Oktober 2018.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, bertambah 23 sen, atau 0,3 persen menjadi 73,08 dolar AS per barel setelah mencapai 74,25 dolar AS per barel, juga tingkat tertinggi sejak Oktober 2018.
Baca Juga: OPEC Plus Bakal Tambah Produksi, Harga Minyak Melorot
Data Badan Informasi Energi menunjukkan stok minyak mentah Amerika menurun karena aktivitas perjalanan meningkat. Sementara itu persediaan minyak mentah Amerika menyusut 7,6 juta barel pekan lalu menjadi 459,1 juta barel.
Stok di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk minyak mentah berjangka Amerika, berkurang 1,8 juta barel ke level terendah sejak Maret 2020. Permintaan bensin juga tercatat lebih tinggi minggu lalu.
"Orang-orang kembali menggunakan mobil mereka dan itu muncul dalam jumlah yang besar. Itu akan menjaga tekanan kenaikan pada harga," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.
Tak hanya itu, depresiasi dolar AS juga mendorong harga minyak mentah, membuatnya lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Brent telah meroket lebih dari 45 persen tahun ini, didukung pengurangan pasokan yang dipimpin Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya (OPEC Plus), dan karena pelonggaran pembatasan virus korona meningkatkan permintaan.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melesat 4 Minggu Berturut-turut
Beberapa eksekutif industri berbicara tentang minyak mentah kembali ke posisi 100 dolar AS untuk pertama kalinya sejak 2014.