Kolaborasi dan Pemerataan Investasi Jadi Fokus Menteri Bahlil

Rabu, 23 Juni 2021 | 18:28 WIB
Kolaborasi dan Pemerataan Investasi Jadi Fokus Menteri Bahlil
Bahlil Lahadalia. (Suara.com/Mohammad Fadil Djailani)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kolaborasi antara investor dengan pelaku usaha beserta pemerataan pertumbuhan investasi di berbagai daerah menjadi fokus utama Kementerian Investasi menarik penanam modal ke dalam negeri.

Sejumlah kebijakan maupun strategi pun telah disusun guna merealisasikan target investasi Rp 900 triliun tahun ini, dan Rp 1.200 triliun di tahun depan.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan salah satu strategi yang saat ini dilakukan lembaganya adalah dengan memetakan peluang investasi.

"Dengan adanya peta peluang investasi ini, investor dapat lebih mudah menetapkan keputusannya dengan proyek yang strategis," kata Bahlil di Jakarta, Rabu (23/6/2021).

Baca Juga: Dapat Penawaran Investasi Lewat SMS atau WA, OJK : Abaikan dan Segera Hapus

Bahlil beralasan dengan adanya peta peluang investasi ini, bisa memberikan gambaran kepada para investor tentang peluang investasi di daerah tertentu. Bahlil tak ingin investasi hanya berpusat di Pulau Jawa saja.

"Kita tidak boleh hanya berpusat pada daerah Jawa, harus ada pemerataan investasi daerah. Maka dari itu dengan adanya peta peluang investasi ini, harus ada keterlibatan pengusaha lokal daerah” ungkap Bahlil.

Berdasarkan kajian dengan informasi yang komprehensif, peta peluang investasi proyek prioritas strategis ini diharapkan dapat membantu promosi investasi Indonesia menjadi lebih tepat sasaran dan mempermudah pengambilan keputusan para investor untuk terlibat dalam berbagai proyek di daerah.

Sebagai catatan, tahun lalu realisasi investasi di luar Jawa mencapai Rp417,5 triliun atau setara 50,5 persen dari total nilai realisasi pada 2020. Adapun sampai kuartal I-2021 nilai investasi di luar Jawa masih mendominasi dengan Rp114,4 triliun atau setara 52,1 persen dari total nilai realisasi Rp219,7 triliun.

Baca Juga: dr. Mustadhim: Daftarlah JKN-KIS Sebelum Sakit, Bukan Saat Sakit

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI